PENINGKATAN KETERAMPILAN BAHASA INDONESIA
Disusun untuk
memenuhi tugas mata kuliah “Peningkatan Keterampilan Bahasa Indonesia”
KETERAMPILAN
BERBICARA (BERDIALOG)
Oleh :
1.
Eka
Novitasari (150210204028)
2.
Firda Amelia Safitri (150210204043)
3.
Endah Putri Tanjung Sari (150210204049)
4.
Alfiatun Mutammimah (150210204111)
PRODI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2015
Pada minggu kemarin, sebagian
besar mahasiswa pulang kampung ke daerah masing-masing. Salah satu dari teman
kami, mempunyai suatu pengalaman menarik yang akan diceritakan kepada kami. Berikut dialognya:
Endah
: “Hey bro.... bagaimana
kabarnya jadi pulang kemarin? kalau gua
sih pulang soale kangen bro sama keluarga udah
berapa bulan
nggak ketemu.” (Dengan
gayanya yang sok cool)
Firda
: “Aku pulang karena aku
kangen sama rumah.” (Sambil
tersenyum
sumringah)
Endah
: “Kangen sama rumah bukan
kangen dengan keluarga?”
(Dengan
raut wajah yang kaget)
Novi
: “Ya, yang dimaksud oleh
firda itu kangen dengan keluarga”. Oh,
iya teman-teman waktu saya pulang kemarin, di daerah
rumah
ada pertunjukan tari tradisional, kalian tahu
pertunjukan tari apa
itu?” (Dengan
wajah yang bangga)
Firda
: “Saya tidak tahu memangnya
seperti apa pertunjukan tari itu?”
(Sedikit
penasaran)
Alfi
: “Iya saya juga tidak tidak
tahu.” (Dengan raut wajah
penasaran
juga)
Novi
: “Kalau kamu Endah tahu
tentang pertunjukan tari itu seperti
apa?” (Sambil
memandang Endah)
Endah
: “Gua,.. lo tanya gua tahu
apa nggak .... nggak la..” (Dengan
gayanya
yang sok cool)
Firda
: “ Endah, cara bicara kamu
kok seperti itu kamu sehatkan?”
(Dengan
ekspresi kurang percaya dengan cara bicara
Endah)
Endah
: “ Ya sehatlah emang, kan lagi
gaul bahasa itu lo nggak tahu ?”
(Sambil
menunjuk Firda)
Alfi
: “ Oke, tidak apa-apa bahasa
kamu gaul tapi harus tahu dimana
dan dengan siapa kamu bicara.”
Firda
: “Sebaiknya, kita sebagai warga
Indonesia yang baik
menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar meskipun
tidak sebaku di EYD.”
Endah
: “ Iya saya mengerti saya
hanya mencoba-coba saja..”
Novi
: “ Beh... ya sudah kembali ke
topik tentang pertunjukan tari.”
Alfi
: “ Endah, selalu bercanda.” (Sambil tertawa)
Novi
: “ Saya akan membahas tentang
tarian khas Trenggalek
khususnya tari tradisional yang berhasil tampil di
TMII yaitu
Turonggo Yakso.” (Dengan memutarkan video tarian
tersebut)
Firda
: “ Novi, setiap tarian itu
pasti memiliki makna. Makna yang
terkandung di dalam tarian Turonggo Yakso itu apa?”
Novi
: “Tari Tronggo Yakso adalah bagian dari pelaksanaan upacara
adat baritan (selesai panen) yang diselenggarakan
setiap bulan
Syura (Muharram) dengan hari dan tanggal yang sudah
di
tentukan.”
Endah
: “ Iya nov, eh tunggu tari
modern juga punya makna loh”
Alfi
: “ Tarian modern kan
dance itu ya, jadi dance itu sebuah tarian
yang tidak terikat pada pakem dan bersifat mengikuti
perkembangan zaman. Jadi, maknanya tidak sedalam
tarian
tradisional”
Firda
: “ Mengapa hanya dance yang
mengikuti perkembangan zaman,
apakah sebuah karya ada masanya ?”
Endah
: “ Karena dance itu bersifat
sementara, misalnya pada saat ini
lagi booming K-POP, belum tentu tahun depan K-POP
itu
menjadi transenter.”
Novi
: “ Begini ya, masa sebuah
karya itu tergantung dengan karya
yang diciptakan.”
Alfi
: “ Jika kita lihat dari segi
tradisional, unsur-unsur tari yang ada di
tarian itu sudah ada sejak dulu (turun-temurun), nah
tapi
mengapa tari modern lebih disukai dari pada tari
tradisional?”
Endah
: “ Jika dilihat dari segi
pakaian untuk tari modern pakaiannya
lebih simple dan mudah dicari karena pakaiannya itu
pakaian
yang kita pakai sehari-hari.”
Novi
: “Pakaian modern itu
lebih modis jadi tentu saja banyak kalangan
muda yang berminat dengan tarian modern ini.”
Alfi : “ Jika kebanyakan dikalangan
muda memilki bersifat praktis
seperti
itu, apa jadinya bangsa ini?”
Firda : “ Maka kebudayaan di Indonesia
itu akan semakin memudar
karena tergeser oleh perkembangan budaya dari luar.”
Endah
: “ Selain itu ciri khas bangsa
Indonesia juga akan hilang.”
Firda :
“ Apa jadinya kalau kebudayaan kita itu lebih diakui oleh negara
lain.
Mengapa setelah ada pengakuan dari negara lain baru kita sebagi warga negara Indonesia
baru memberontak dengan adanya pengakuan tersebut?” Misalnya, Reog Ponorogo
yang di klaim oleh Malaysia.”
Novi
:
“ Karena masyarakat Indonesia masih belum mempunyai rasa
memiliki
dengan budaya yang kita punya.”
Alfi
:
“ Selain itu, ada juga kalangan muda yang bersifat acuh tak acuh
pada
kebudayaan yang kita miliki.”
Endah
: “ Seiring perkembangan zaman,
kebudayaan Indonesia itu
mengalami
variasi tetapi tidak menghilangkan nilai-nilai pada konsep awal.”
Novi
: “ Bisa diterapkan di dunia
pendidikan, misalnya ditingkatan SD,
SMP,
SMA, serta adanya perlombaan tingkat daerah.”
Firda
: “ Serta kita bisa
mengkolaborasikan tarian modern dengan tarian
tradisional
dengan syarat tidak menghilangkan unsur-unsur budaya dari tarian tradisional
tersebut.”
Ø KESIMPULAN
Jadi, kebudayaan Indonesia
adalah kebudayaan yang harus di lestarikan agar tidak diakui oleh negara lain.
Sebelum, negara lain mengakui kebudayaan kita alangkah baiknya kita
melestarikannya dan bisa memperkenalkannya ke negara-negara lain, sehinggah
kita bisa bangga terhadap budaya yang kita miliki dan ciri khas dari bangsa
kita ini tetap terjaga.
0 komentar:
Posting Komentar