Pages

Kamis, 26 Mei 2016

Keterampilan Berbicara


PENINGKATAN KETERAMPILAN BAHASA INDONESIA
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah “Peningkatan Keterampilan Bahasa Indonesia”
KETERAMPILAN BERBICARA (BERDIALOG)
Oleh    :
1.      Eka Novitasari                         (150210204028)
2.      Firda Amelia Safitri                 (150210204043)
3.      Endah Putri Tanjung Sari        (150210204049)
4.      Alfiatun Mutammimah            (150210204111)





PRODI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU  PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2015





Pada minggu kemarin, sebagian besar mahasiswa pulang kampung ke daerah masing-masing. Salah satu dari teman kami, mempunyai suatu pengalaman menarik yang akan diceritakan kepada kami. Berikut dialognya:

Endah              : “Hey bro.... bagaimana kabarnya jadi pulang kemarin? kalau gua
sih pulang soale kangen bro sama keluarga udah berapa bulan
nggak ketemu.” (Dengan gayanya yang sok cool)
Firda                : “Aku pulang karena aku kangen sama rumah.” (Sambil
tersenyum sumringah)
Endah              : “Kangen sama rumah bukan kangen dengan keluarga?”
(Dengan raut wajah yang kaget)
Novi                 : “Ya, yang dimaksud oleh firda itu kangen dengan keluarga”. Oh,
iya teman-teman waktu saya pulang kemarin, di daerah rumah
ada pertunjukan tari tradisional, kalian tahu pertunjukan tari apa
itu?” (Dengan wajah yang bangga)
Firda                : “Saya tidak tahu memangnya seperti apa pertunjukan tari itu?”
(Sedikit penasaran)
Alfi                   : “Iya saya juga tidak tidak tahu.” (Dengan raut wajah
penasaran juga)
Novi                 : “Kalau kamu Endah tahu tentang pertunjukan tari itu seperti
apa?” (Sambil memandang Endah)
Endah               : “Gua,.. lo tanya gua tahu apa nggak .... nggak la..” (Dengan
gayanya yang sok cool)
Firda                : “ Endah, cara bicara kamu kok seperti itu kamu sehatkan?”
(Dengan ekspresi kurang percaya dengan cara bicara
Endah)
Endah              : “ Ya sehatlah emang, kan lagi gaul bahasa itu lo nggak tahu ?”
(Sambil menunjuk Firda)
Alfi                   : “ Oke, tidak apa-apa bahasa kamu gaul tapi harus tahu dimana
dan dengan siapa kamu bicara.”
Firda                : “Sebaiknya, kita sebagai warga Indonesia yang baik
menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar meskipun
tidak sebaku di EYD.”
Endah              : “ Iya saya mengerti saya hanya mencoba-coba saja..”
Novi                 : “ Beh... ya sudah kembali ke topik tentang pertunjukan tari.”
Alfi                   : “ Endah, selalu bercanda.” (Sambil tertawa)
Novi                 : “ Saya akan membahas tentang tarian khas Trenggalek
khususnya tari tradisional yang berhasil tampil di TMII yaitu
Turonggo Yakso.” (Dengan memutarkan video tarian
tersebut)
Firda                : “ Novi, setiap tarian itu pasti memiliki makna. Makna yang
terkandung di dalam tarian Turonggo Yakso itu apa?”
Novi                 : “Tari Tronggo Yakso adalah bagian dari pelaksanaan upacara
adat baritan (selesai panen) yang diselenggarakan setiap bulan
Syura (Muharram) dengan hari dan tanggal yang sudah di
tentukan.”
Endah               : “ Iya nov, eh tunggu tari modern juga punya makna loh”
Alfi                   : “ Tarian modern kan dance itu ya, jadi dance itu sebuah tarian
yang tidak terikat pada pakem dan bersifat mengikuti
perkembangan zaman. Jadi, maknanya tidak sedalam tarian
tradisional”
Firda                : “ Mengapa hanya dance yang mengikuti perkembangan zaman,
apakah sebuah karya ada masanya ?”
Endah              : “ Karena dance itu bersifat sementara, misalnya pada saat ini
lagi booming K-POP, belum tentu tahun depan K-POP itu
menjadi transenter.”
Novi                 : “ Begini ya, masa sebuah karya itu tergantung dengan karya
yang diciptakan.”
Alfi                   : “ Jika kita lihat dari segi tradisional, unsur-unsur tari yang ada di
tarian itu sudah ada sejak dulu (turun-temurun), nah tapi
mengapa tari modern lebih disukai dari pada tari tradisional?”
Endah              : “ Jika dilihat dari segi pakaian untuk tari modern pakaiannya
lebih simple dan mudah dicari karena pakaiannya itu pakaian
yang kita pakai sehari-hari.”
Novi                 : “Pakaian modern itu lebih modis jadi tentu saja banyak kalangan
muda yang berminat dengan tarian modern ini.”
Alfi                   : “ Jika kebanyakan dikalangan muda memilki bersifat praktis
seperti itu, apa jadinya bangsa ini?”
Firda                : “ Maka kebudayaan di Indonesia itu akan semakin memudar
karena tergeser oleh perkembangan budaya dari luar.”
Endah              : “ Selain itu ciri khas bangsa Indonesia juga akan hilang.”
Firda              : “ Apa jadinya kalau kebudayaan kita itu lebih diakui oleh negara
lain. Mengapa setelah ada pengakuan dari negara lain baru kita sebagi warga negara Indonesia baru memberontak dengan adanya pengakuan tersebut?” Misalnya, Reog Ponorogo yang di klaim oleh Malaysia.”
Novi               : “ Karena masyarakat Indonesia masih belum mempunyai rasa
memiliki dengan budaya yang kita punya.”
Alfi                 : “ Selain itu, ada juga kalangan muda yang bersifat acuh tak acuh
pada kebudayaan yang kita miliki.”
Endah            : “ Seiring perkembangan zaman, kebudayaan Indonesia itu
mengalami variasi tetapi tidak menghilangkan nilai-nilai pada konsep awal.”
Novi               : “ Bisa diterapkan di dunia pendidikan, misalnya ditingkatan SD,
SMP, SMA, serta adanya perlombaan tingkat daerah.”
Firda              : “ Serta kita bisa mengkolaborasikan tarian modern dengan tarian
tradisional dengan syarat tidak menghilangkan unsur-unsur budaya dari tarian tradisional tersebut.”


Ø KESIMPULAN
Jadi, kebudayaan Indonesia adalah kebudayaan yang harus di lestarikan agar tidak diakui oleh negara lain. Sebelum, negara lain mengakui kebudayaan kita alangkah baiknya kita melestarikannya dan bisa memperkenalkannya ke negara-negara lain, sehinggah kita bisa bangga terhadap budaya yang kita miliki dan ciri khas dari bangsa kita ini tetap terjaga.


0 komentar:

Posting Komentar