Pages

Senin, 30 Mei 2016

Kumpulan Tugas


              





UNIVERSITAS JEMBER
                  FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
                  PRODI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
 



KETENTUAN TUGAS PASCA DISKUSI
Belajar dan Pembelajaran SD

Setelah diskusi kelompok, setiap kelompok wajib menyusun laporan diskusi dengan format sebagai berikut:
1.   Identitas Kelompok Penyaji
a.    Nama Kelompok                      : Kelompok 2/ Kelas B
b.   Nama-Nama Anggota :
1.      Duwi Ernawati                              (150210204024)
2.      Eka Novitasari                              (150210204028)
3.      Firda Amelia Safitri                      (150210204043)
4.      Farisia Pratiwi Umami                  (150210204051)
c.    Anggota Tidak Hadir  : -
d.   Nama Moderator         : Tri Ayu Wulansari     (150210204012)
e.    Hari/Tanggal Diskusi  : Senin, 14 Maret 2016
f.     Waktu Diskusi             : Mulai Jam 10.40 s/d Jam 12.20

2.   Proses dan Hasil Diskusi
a.      Pentanyaan 1   : Apa saja kendala yang dihadapi oleh guru dalam
melaksanakan prinsip dan asas-asas pembelajaran kepada siswa?
Oleh                   : Ulfa   (150210204021)
Jawaban           :
Setiap proses pembelajaran pasti memiliki suatu kendala, ada beberapa kendala yang dihadapi guru dalam proses pembelajaran yaitu, para siswa ramai sendiri di kelas, sering bertengkar dengan sesama teman di dalam kelas, meniru gerak-gerik guru yang sedang mengajar sehingga menimbulkan kegaduhan, dan terkadang siswa itu tidak mau kalah dalam beradu argumen dengan orang lain bahkan teman sebayanya pun. Karena pada usia tersebut siswa itu masih labil, jadi mereka akan menirukan apa yang mereka lihat dan yang mereka dengar.

b.   Pertanyaan 2    : Tolong sebutkan contoh dari metode inquiry dan
discoveri?
Oleh                   : Farah (150210204007)
Jawaban           :
1)      Metode Inquiry adalah metode pembelajaran dimana siswa dituntut untuk lebih aktif dalam proses penemuan dan penempatan siswa lebih banyak belajar sendiri serta mengembangkan keaktifan dalam memecahkan masalah. Misalnya, siswa diberikan suatu matapelajaran muatan lokal yaitu tata busana. Anak yang menyukai mulok tabus tersebut akan suka untuk memecah model pakaian dan memadukannya dengan model pakaian yang lain sehingga tercipta model pakaian yang baru (ini contoh untuk siswa SMA). Sedangkan, contoh untuk siswa SD misalnya, seorang guru memberikan materi mengenai bahan daur ulang yang bisa digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Jadi, siswa tersebut bisa berfikir untuk membuat mainan gasing dari bahan kayu yang tidak terpakai, membuat vas bunga dari botol bekas, dsb. Karena siswa SD ini mempunyai rasa ingin tahu yang sangat besar dan imajinasi yang sangat tinggi sehingga mereka selalu ingin mencoba hal-hal yang baru dalam aktivitasnya.
2)      Metode Discovery adalah metode mengajar yang mengatur pengajaran sedemikian rupa untuk mengetahui suatu pengetahuan yang belum diketahuinya. Dalam pembelajaran tersebut, kegiatan dirancang untuk menemukan konsep-konsep melalui pengamatan, penggolongan, membuat dugaan. Contahnya yaitu, dalam proses pembelajaran IPA materi tentang rangkaian listrik, dalam materi tersebut tidaklah mungkin siswa SD dapat menerima langsung materi dengan cara membaca wacana saja melainkan harus praktek langsung. Jika anak tersebut mempraktekkan langsung, maka ia akan mudah mengingatnya karena anak dalam berpraktek pasti akan melakukan kesalahan baik dari langkah-langkah prakteknya maupun dengan bahan-bahan yang ia gunakan. Ketika anak sudah mengetahui letak kesalahannya maka anak tersebut tidak akan mengulanginya.

c.       Pertanyaan 3    : Mengapa metode discovery memberikan tantangan?
Oleh                   : Nurliana Mawaddah (150210204015)
Jawaban                       :
Metode discovery adalah metode mengajar yang mengatur pengajaran sedemikian rupa untuk mengetahui suatu pengetahuan yang belum diketahuinya. Dalam pembelajaran tersebut, kegiatan dirancang untuk menemukan konsep-konsep melalui pengamatan, penggolongan, membuat dugaan sehingga menimbulkan suatu tantangan tersendiri bagi setiap siswa untuk mempelajarinya. Contohnya, dalam mempelajari matapelajaran matematika mengenai materi penjumlahan dan pengurangan pada pecahan. Guru akan menjelaskan kepada siswa mengenai cara pengoperasian materi tersebut, setelah siswa mengetahui proses pengoperasiannya itu maka mereka akan mengerjakan soal-soal yang berkaitan dengan materi tersebut sehingga, siswa dapat menemukan rumus cepatnya. Dalam menemukan rumus tersebut, pasti setiap siswa akan mengalami sebuah kendala atau kegagalan, dengan adanya kegagalan atau kendala tersebut dapat memacu adrenalin siswa untuk terus mempelajarinya (rasa ingin tahunya sangat tinggi).

d.      Pertanyaan 4    : Apakah yang dimaksud dengan berfikir tingkat tinggi?
Oleh                   : Fania (150210204137)
Jawaban           :
Menurut kelompok kami, berfikir tingkat tinggi itu adalah befikir kompleks, yaitu mempunyai pola pikir yang tidak mau mendapatkan suatu informasi mentah tanpa di kaji terlebih dahulu. Oleh karena itu, seorang peserta didik diharapkan untuk mampu mengelolah informasi, menganalisis informasi, dan menyimpulkannya.



e.       Pertanyaan 5    : Siswa memiliki suatu perbedaan dalam belajar,
bagaimanakah cara anda agar siswa tersebut dapat mengikuti proses pembelajaran dengan mudah?
Oleh                   : Fifi    (150210204137)
Jawaban           :
Setiap siswa mempunyai cara belajar yang berbeda-beda karena siswa itu merupakan makhluk yang unik baik dari segi tingkah lakunya maupun dari segi berpikirnya. Cara kita dalam mengkondisikan para peserta didik untuk dapat dengan mudah memahami suatu materi yaitu dengan cara melihat situasi dan kondisi dari peserta didik, kita dapat menggunakan suatu metode dalam proses pembelajaran (metode yang digunakan harus disesuaikan dengan materi yang akan diajarkan) dan metode yang kita gunakan tersebut alangkah baiknya jika bervariasi misalnya untuk anak SD dalam matapelajaran matematika kita ajak mereka untuk belajar serta bermain agar mereka tidak merasa bosan. Dari contoh tersebut, yang kita perlukan adalah calon pendidik atau pendidik yang kreatif dalam mengolah bahan pembelajaran menjadi menyenangkan sehingga para siswa dapat memberikan respon terhadap bahan yang diajarkan terebut.

f.       Pertanyaan 6    : Dalam teori conditioning, mengapa stimulus lebih
didahulukan dari pada respons?
Oleh                   : Ifa     (150210204088)
Jawaban           :
Menurut kelompok kami, stimulus didahulukan karena nantinya akan menimbulkan suatu respon. Misalnya, kita diberikan suatu informasi oleh orang lain mengenai model pakaian yang nge-hitz pada tahun 2016, otomatis kita akan merespon informasi tersebut mulai dari bertanya modelnya seperti apa, kain yang digunakan seperti apa, kualitas jahitannya bagus atau tidak, sampai ke harganya pun kita tanyakan. Tetapi jika kita mendahulukan respon dari pada stimulus (rangsangan), apa yang akan kita respon? Karena kita tidak mempunyai bahan informasinya. Dalam teori conditioning ini, memang stimulus didahulukan dari pada repon tetapi teori ini menitik beratkan kepada responnya.

g.      Pertanyaan 7    : Bagaimana cara pendidik untuk meningkatkan keaktifan
siswa dalam belajar?
Oleh                   : Ega    (150210204156)
Jawaban           :
Untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam belajar seorang guru harus selalu update informasi sehingga siswa itu tidak mudah bosan, dalam proses pembelajaran guru menggunakan metode tanya jawab, pengamatan, wawancara dsb. Yang diperuntukkan agar siswa aktif dalam pelajaran tersebut. Selain itu guru juga dapat memberikan motivasi-motivasi kepada siswa untuk terus rajin belajar, tidak malu untuk berargumentasi. Sehingga siswa tersebut dapat mempunyai percaya diri.

3.   Kesimpulan Diskusi:
Dalam metode pembelajaran di dalam prinsip-prinsip belajar menitik beratkan kepada keaktifan siswa dalam merespon bahan pembelajaran sedangkan guru hanya sebagai fasilitator saja. Oleh karena itu, seorang guru harus mempunyai waktu yang lebih untuk membimbing para peserta didik dalam menemukan hal-hal baru yang dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari dan memiliki dampak positif. Guru juga harus selalu memberi motivasi dan dukungan kepada siswa untuk selalu melatih kreatifitasnya walaupun pernah atau sering mengalami kegagalan, karena kegagalan itu merupakan kunci menuju sukses. Tanpa adanya kegagalan kita tidak akan mendapatkan suatu pengalaman. Selain itu, guru juga harus kreatif dalam melaksanakan pembelajaran dan harus selalu update mengenai informasi-informasi khususnya dalam dunia pendidikan.





4.   Hal-Hal yang Belum Terselesaikan/ Terjawab dalam Diskusi: -


Jember, 22 Maret 2016

Dosen Pembina,




  Drs. Sihono, M.Pd.





               UNIVERSITAS JEMBER

                  FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
                  PRODI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
 


KETENTUAN TUGAS PASCA DISKUSI

Setelah diskusi kelompok, setiap kelompok wajib menyusun laporan diskusi dengan format sebagai berikut:
1.   Identitas Kelompok Penyaji
a.    Nama Kelompok                      : Kelompok 2/ Kelas B
b.   Nama-Nama Anggota :
1.      Duwi Ernawati                              (150210204024)
2.      Eka Novitasari                              (150210204028)
3.      Firda Amelia Safitri                      (150210204043)
4.      Endah Putri Tanjung Sari              (150210204049)
c.    Anggota Tidak Hadir  : -
d.   Nama Moderator         : -
e.    Hari/Tanggal Diskusi  : Selasa, 22 Maret 2016
f.     Waktu Diskusi             : Mulai Jam 08.50 s/d Jam 10.30
2.   Proses dan Hasil Diskusi
a.      Pentanyaan 1   : Apakah ada keterkaitan dalam keempat aspek kehidupan
manusia?
Oleh                   : Devi Sekarsari           (150210204132)
Jawaban           :
Keempat aspek kehidupan manusia meliputi aspek waktu, aspek tempat (aspek ruang), aspek sejarah, dan aspek politik. Keempat aspek ini saling berkaitan yaitu:
1)      Aspek Sejarah
Manusia tidak lepas dari sejarah yang dipergunakan untuk memperbaiki masa depan dan sejarah ini akan selalu dipelajari, jadi kita melihat aspek sejarah ini dari sisi positifnya.
2)      Aspek Ruang/Aspek Tempat
Aspek ruang dan tempat misalnya, kelautan, cuaca, iklim disesuaikan dengan kebutuhan manusia. Saya ambil contoh tentang cuaca yaitu bagaimana cara kita dapat mengembangkan cuaca dalam bidang pertanian yang nantinya dapat berguna untuk kehidupan anak cucu kita.
3)      Aspek Politik
Dalam aspek ini, politik merupakan suatu aktivitas atau kegiatan yang kita lakukan sesuai dengan keinginan kita tetapi harus mendapatkan pengakuan dari lingkunga sekitar. Dalam berpolitik itu, dapat membuat orang menjadi pandai karena orang yang suka berpolitik akan selalu mencari cara untuk memecahkan masalah.

Di jawab oleh:  Endah Putri Tanjung Sari (150210204049)

b.   Pertanyaan 2    : Bagaimanakah peran guru dalam menghadapi murid
dengan emosi yang labil?
Oleh                   : Mira Karimah            (150210204066)
Jawaban           :
Emosi labil merupakan emosi yang selalu berubah-ubah setiap waktunya. Pada tingkatan SD, siswa memang mempunyai sifat yang labil karena mereka belum dewasa. Peran guru dalam menanggulangi hal ini adalah guru harus bisa meletakkan kedudukan anak (siswa) berdasarkan jenjang kelasnya. Selain itu, guru juga dapat mengembangkan cara menyikapi lingkungannya sehingga setelah mereka dewasa nanti dapat memilah yang baik dan buruk. Jika pada orang dewasa kita harus mengintropeksi diri.

Di jawab oleh:  Duwi Ernawati (150210204024)

c.    Pertanyaan 3    : Apasajakah yang dapat guru contohkan kepada para siswa
untuk menjadi manusia berpancasilais
Oleh                   : N. Lailatul Nahdifatul Uyun (150210204040)


Jawaban           :
Pancasila merupakan pedoman bagi setiap manusia, dari pedoman tersebut guru dapat menerapkan nilai-nilai (butir-butir) pancasila yang harus disesuaikan dengan pembelajaran dan materi yang akan disampaikan (tingkat kemampuan anak). Jika kita telah menanamkan nilai-nilai luhur pancasila dan telah menerapkannya , maka nilai-nilai tersebut akan melekat di dalam sanubari anak.

Di jawab oleh:  Eka Novitasari (150210204028)

d.      Pertanyaan 4    : Apakah yang dimaksud dengan bidang praktis dalam
mempelajari masalah–masalah sosial dan gejala-gejala sosial?
Oleh                   : Syifa Masruroh         (150210204044)
Jawaban           :
Bidang praktis disini lebih menekankan pada pengalaman secara langsung yaitu dimana setiap siswa harus diberikan suatu materi yang mampu mereka pelajari, kemudian mereka telaah, mengkaji, dan menyimpulkannya. Contohnya, jika ada dua orang anak yang sedang bertengkar atau berkelahi yaitu anak A dan anak B.  Kemudian datang seorang teman yaitu anak C untuk melerai perkelahian tersebut (sebelum ia melerai, dia akan mengingat nasehat dari gurunya. Setelah itu, ia akan berpikir dampak dari yang ia lakukan misalnya dia terkena pukulan dari temannya tersebut atau bisa juga ia tidak ditemani oleh temannya itu. Ini merupan suatu tindakan, terkadang suatu tindakan yang dilakukan tidak relevan dengan kehidupan sehari-hari, jadi kita harus mengetahui situasi dan kondisi terlebih dahulu).

Di jawab oleh:  Firda Amelia Safitri (150210204043)

e.       Pertanyaan 5    : Bagaimanakah cara untuk dapat mengharmonisasikan
perkembangan ilmu?
Oleh                   : Vika Ratu      (150210204109)


Jawaban           :
IPS menurut Saidiharjo (1996:4) adalah hasil kombinasi atau perpaduan dari berbagai matapelajaran yaitu sejarah, ekonomi, sosiologi, antropologi, politik, dan geografi. Ilmu selalu berkembang seiring dengan perkembangan zaman dan harus disesuaikan dengan materi yang diajarkan misalnya, dalam matapelajaran geografi. Dalam mempelajari materi tentang perbedaan tanah yang berwarna coklat dengan tanah berpasir dapat dilakukan melalui observasi dan wawancara begitupun dengan matapelajaran yang lainnya. Dalam meneraapkan sebuat metode dalam pembelajaran tersebut harus disesuaikan dengan situasi dan kondisi siswa.

Di jawab oleh:  Firda Amelia Safitri (150210204043)

f.       Pertanyaan 6    : Faktor apakah yang mempengaruhi sifat acuh tak acuh
pada diri siswa dan bagaimanakah cara menanganinya?
Oleh                   : Eris Oktaria Umami  (150210204046)
Jawaban           :
Faktor yang mempengaruhi sifat acuh tak acuh pada diri siswa yaitu,
a.       Faktor Intern (Dalam) yaitu faktor yang berasal dari diri siswa itu sendiri. Faktor ini sudah tertanam di dalam diri siswa.
b.      Faktor Ekstern (Luar) yaitu faktor yang berasal dari lingkungan keluarga dan lingkungan masyarakat sekitar. Misalnya dalam pola asuh orang tua yang cenderung otoriter (memaksakan kehendak) sehingga anak merasa terbebani dan tidak dapat mengembangkan kemampuan yang ia miliki. Jika orang tua juga tidak bisa memberikan perhatian dalam pergaulan seorang anak itu juga dapat menimbulkan sikap permisif pada anak dimana anak tersebut akan bebas melakukan sesuatu tanpa adanya pedoman mengenai nilai-nilai dan norma-norma yang berlaku, sehingga membuat anak salah dalam menjalani pergaulan.
Jadi, sebagai pendidik guru harus melihat latar belakang anak/siswa tersebut. Sehingga hal tersebut dapat teratasi.
Di jawab oleh:  Duwi Ernawati (150210204024)
g.      Pertanyaan 7    : Bagaimana cara seorang guru membina anak didiknya
agar menjadi warga negara yang baik?
Oleh                   : Ulfa Mahmudah        (150210204021)
Jawaban           :
Cara seorang guru untuk membina anak didik agar menjadi warga negara yang baik yaitu,
a.       Melatih para siswa untuk bersikap disiplin dan taat peraturan atau hukum
b.      Mengarjakan peserta didik mengenai pendidikan karakter
c.       Selalu berinovasi dalam menyampaikan materi yang berkenaan dengan nilai-nilai dan moral-moral yang terkandung di ideologi bangsa Indonesia yaitu pancasila. Karena pancasila sendiri merupakan suatu pedoman dalam bertingkah laku.
d.      Kretif dalam melakukan pendekatan dengan peserta didik

Di jawab oleh:  Endah Putri Tanjung Sari (150210204049)

h.      Pertanyaan 8    : Apakah maksud dari IPS menekankan pembentukan
warga negara yang baik dari pada menekankan isi dan disiplin subjek?
Oleh                   : Novieris Ika Rahma  (150210204130)
Jawaban           :
Maksudnya yaitu adanya perbedaan antara fakta dan kenyataan. Faktanya, warga negara (penduduk) masih banyak melanggar tatanan dari negaranya sendiri sedangkan di dalam kenyataannya kejadian tersebut di lapangan lebih parah dari pada faktanya.

Di jawab oleh:  Eka Novitasari (150210204028)

3.   Kesimpulan Diskusi:
IPS merupakan perpaduan atau kombinasi dari berbagai matapelajaran yaitu sejarah, sosiologi, ekonomi, geografi, antropologi, dan politik. Ilmu Pengetahuan Sosial sendiri tidak menekankan pada aspek teoritis keilmuannya, melainkan lebih menekankan pada aspek praktis dalam mempelajari, menelaah, dan mengkajinya. Selain itu, ilmu tersebut selalu berkembang mengikuti perkembangan zaman dimana para pendidik dalam menyampaikan materi pembelajaran mengenai IPS harus selalu update dan mempunyai wawasan yang sangat luas serta menimbulkan pembelajaran yang menyenangkan bagi peserta didik.

4.   Hal-Hal yang Belum Terselesaikan/ Terjawab dalam Diskusi: -


Jember, 22 Maret 2016

Dosen Pembina,


Dra. Rahayu, M.Pd.





              UNIVERSITAS JEMBER

                  FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
                  PRODI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
 


KETENTUAN TUGAS PASCA DISKUSI

Setelah diskusi kelompok, setiap kelompok wajib menyusun laporan diskusi dengan format sebagai berikut:
1.      Identitas Kelompok Penyaji
a.    Nama Kelompok                      : Kelompok 4/ Kelas B
b.   Nama-Nama Anggota :
1.      Eka Novitasari                            (150210204028)
2.      Firda Amelia Safitri                    (150210204043)
3.      Endah Putri Tanjung Sari           (150210204049)
c.    Anggota Tidak Hadir  : -
d.   Nama Moderator         : Nurliana Mawadah   (150210204015)
e.    Hari/Tanggal Diskusi  : Rabu, 30 Maret 2016
f.     Waktu Diskusi             : Mulai Jam 07.00 s/d Jam 08.40

2.   Proses dan Hasil Diskusi
a.        Pentanyaan 1 : apa yang dimaksud dengan kontak budaya? Jelaskan!
Oleh                : Iva Sisviana (150210204088)
Jawaban         :
Kontak budaya adalah hubungan antara budaya yang satu dengan budaya yang lain. Contohnya seperti tarian klasik dan tarian kontemporer dimana terjadi perpaduan antara tarian murni dan tarian modern yang disebut dengan tarian kontemporer. Selain itu hubungan antar budaya tidak hanya mengkhususkan pada tarian saja melainkan, melainkan juga bagaiman cara kita menghargai budaya dari daerah lain atau negara lain.

b.        Pertanyaan 2  : Jelaskan yang dimaksud dengan isi dari kepentingan dunia
(Internasional)?
Oleh                : Siti Nur Gumilang     (150210204016)
Jawaban         :
Isi dari kepentingan dunia misalnya yaitu adanya bencana alam yang dialami oleh negara lain. Contohnya Afrika. Di negara Afrika kita bisa membantu masyarakat yang kelaparan dengan cara menyalurkan bantuan berupa makanan pokok, obat-obatan, dan lain sebagainya. Selain itu negara Indonesia juga pernah membantu negara Palestina berupa makanan pokok melalui lorong-lorong walaupun negara tersebut dalam keadaan perang.

Sanggahan     : Kenapa Afrika dibantu sedangkan Indonesia sendiri masih
kekurangan?
Oleh                : Tika Triyana (150210204030)
Jawaban         :
Hal ini dilakukan agar terjalin hubungan yang baik dengan negara lain, sehingga tidak hanya mementingkan urusan yang terdapat dalam negara sendiri namun kita juga harus memiliki rasa kepedulian yang tinggi agar suatu ketika jika kita mengalami musibah kita bisa dibantu dan tidak menangani masalah atau musibah itu sendiri.

c.         Pertanyaan 3  : Apa dampak dari motif interaksi sosial yang menyangkut
kegiatan olah raga?
Oleh                : Mudzrikatin Nuris Saadah    (150210204058)
Jawaban         :
Dampak dari kegiatan olah raga misalnya sea games. Dengan adanya seagames Indonesia akan memiliki lebih banyak interaki dengan orang lain, maupun bangsa lain. Lalu dengan adanya sea games itusendiri Indonesia juga memiliki tujuan agar Indonesia lebih dikenal serta bisa menunjukkan kemampuan yang dimiliki oleh  masyarakan Indonesia sehingga negara lain tidak memandang sebelah mata terhadap kamampuan Indonesia.

d.        Pertanyaan 4  : Apakah yang dimaksud dengan kerjasama bilateral,
bagaimana hubungannya, dan apa manfaat dari kerjasama tersebut?
Oleh                : Eris Oktaria U. (150210204046)
Jawaban         :
Kerjasama bilateral adalah kerjasama yang dilakukan oleh dua negara misalnya Indonesia dengan Jepang. Kerjasama tersebut dilakukan karena adanya hubungan timbal-balik yang terjadi. Kedua negara tersebut saling membutuhkan satu sama lain. Adanya kerjasama tersebut terjadi karena kedua negara memiliki tujuan yang sama. Manfaat dari kerjasama tersebut dibidang ekonomi (ekspor-impor), pendidikan (pertukaran pelajar), perdagangan (pasar bebas), kultur budaya (mempromosikan budaya ke negara lain).

Tambahan     : Rike Septiana (150210204104)
            Setiap negara memiliki perwakilan diploma, kerjasama tersebut misalnya Indonesia dengan Jepang yang melakukan kerjasama dibidang infrastruktur (kereta bawah tanah)

e.         Pertanyaan 5  : Apa syarat yang dibutuhkanagar interaksi global dapat
berjalan dengan baik?
Oleh                : Ningsita kelompok 5             (150210204152)
Jawaban      :
1.      Adanya komunikasi
2.      Adanya hubungan dua orang atau lebih (patner)
3.      Adanya tujuan yang jelas

f.         Pertanyaan 6 : Bagaimana cara untuk meminimalisir dampak negatif dari
interaksi global dilihat dari perspektif sosiologi?
Oleh                : Favorita kelompok 6 (150210204054)
Jawaban         :
1.      Rasa kekeluargaan yang akan berkurang dengan adanya jiwa individualis. Misal perkembangan IPTEK yang semakin canggih memudahkan komunikasi jarak jauh menjadi lebih dekat, sedangkan yang dekat terasa jauh. Hal itu yang menyebabkan jiwa individualis muncul dimasyarakat, untuk mengatasinya kita bisa menerima perkembangan IPTEK yang ada mempergunakan sebaik mungkin tanpa mengurangi interaksi kita dengan sesama yang ada disekitar kita.
2.      Semakin mudahnya nilai-nilai barat masuk ke Indonesia, dengan terbukanya nilai-nilai budaya barat yang masuk ke Indonesia alangkah baiknya kita dapat memilah-milah nilai yang sesuai dengan budaya kita, norma, dan adat istiadat tanpa melecehkan nilai budaya lain. Hal ini dilakukan untuk menjalin hubungan baik dengan negara lain.
3.      Semakin memudarnya apresiasi terhadap nilai-nilai budaya. Merebaknya gaya berpakaian barat di negara-negara berkembang. Kita harus bisa memfilter budaya yang masuk dan yang sesuai dengan budaya kita.

Tambahan      : Ahadiah Arina Yasmin (150210204064)
Selain memfilter, sebaiknya juga harus memilih teman yang baik dan meningkatkan keimanan kita kepada Tuhan YME.

g.      Pertanyaan  : Apa yang dimaksud dengan mendorong individu untuk
mendorong individu untuk mempelajari masalah yang berkaitan dengan masalah lintas budaya? Berikan contohnya!
Oleh              : Ega Kartika Devi (150210204126)
Jawaban      :
Lintas budaya merupakan hubungan antar budaya dari negara lain, misal jika di negara Indonesia tinggal satu rumah dengan orang yang bukan mukhrim. Hal itu melanggar adat, nilai, norma, dan budaya yang berlaku di Indonesia. Sedangkan jika hal tersebut dilakukan di negara lain (Amerika) maka merupakan hal yang lumrah.









3.   Kesimpulan Diskusi       :
Oleh           : Dwi Ayu (150210204095)
Interaksi Global dilihat dari Perspektif Sosiologi merupakan hubungan timbal balik antara manusia dengan lingkungannya yang memiliki pandangan terhadap suatu masalah baik dari isi kepentingan dunia atau internasional. Contoh interaksi global dilihat dari perspektif sosiologi meliputi Indonesia kembali menjadi anggota PBB, kerjasama Bilateral antara Indonesia dengan Jepang. Selain itu adanya dampak positif seperti: turut serta berpartisipasi dalam kegiatan sosial internasional, adanya rasa solidaritas sosial yang tiggi antarbangsa di berbagai negara. Selain dampak positif juga terdapat dampak negatif yang terjadi yaitu: semakin mudahnya nilai-nilai barat masuk ke Indonesia; semakin memudarnya apresiasi terhadap nilai-nilai budaya, merebaknya gaya berpakaian barat di negara-negara berkembang; rasa kekeluargaan yang akan berkurang dengan adanya jiwa individualis.



4.   Hal-Hal yang Belum Terselesaikan/ Terjawab dalam Diskusi: -




Jember, 16 Maret 2016

Dosen Pembina,

Prof. Dr. H. M. Sulthon Masyhud, M.Pd dan Zetti Finali, S.Pd, M.Pd

 




              UNIVERSITAS JEMBER

                  FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
                  PRODI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
 



KETENTUAN TUGAS PASCA DISKUSI

Setelah diskusi kelompok, setiap kelompok wajib menyusun laporan diskusi dengan format sebagai berikut:
1.      Identitas Kelompok Penyaji
a.    Nama Kelompok                      : Kelompok 9/ Kelas B
b.   Nama-Nama Anggota :
1.      Duwi Ernawati                           (150210204024)
2.      Eka Novitasari                            (150210204028)
3.      Firda Amelia Safitri                    (150210204043)
4.      Farisia Pratiwi Umami                (150210204051)
c.    Anggota Tidak Hadir  : -
d.   Nama Moderator         : Duwi Ernawati          (150210204015)
e.    Hari/Tanggal Diskusi  : 10, Mei 2016
f.     Waktu Diskusi             : Mulai Jam 05.30 s/d Jam 07.00

2.   Proses dan Hasil Diskusi
a.        Pentanyaan 1 : Apa hubungan antara bakat bakat dengan prestasi? Jelaskan!
Oleh                : Yully (150210204073)
Jawaban         :
Perwujudan nyata dari bakat dan kemampuan adalah prestasi, karena bakat dan kemampuan sangat menentukan prestasi seseorang. Prestasi belajar yang mereka peroleh berada di bawah potensi atau bakat intelektual yang sesungguhnya mereka miliki. Bakat sangat menentukan prestasi seseorang tetapi masih banyak variabel lain yang ikut serta menunjang terwujudnya prestasi.

b.        Pertanyaan 2  : Terletak dimanankah perbedaan bakat khusus yang
 dimiliki oleh setiap individu?
Oleh                : Nur Asyura   (150210204154)
Jawaban         :
Dilihat dari aspek apapun, setiap individu pasti memiliki perbedaan. Perbedaan bakat khusus ini bisa terletak pada jenisnya dan juga pada kualitasnya. Misalnya, seseorang memiliki bakat khusus bekerja dengan angka, ada pula orang lain yang lebih menonjol dalam berbahasa, dan ada pula orang yang lebih menonjol dalam bidang musik. Sedangkan perbadaan dalam bidang kualitasnya, misalnya: ada dau orang yang sama-sama memiliki bakat khusus bekerja di bidang yang sama. Orang pertama memiliki kemampuan yang lebih unggul dibandingkan orang kedua, hal ini disebabkan tingkat kecerdasan yang dimiliki orang pertama berbeda dengan tingkat kecerdasan yang dimiliki oleh orang kedua.

c.         Pertanyaan 3  : Berikan contoh mengenai kendala imajinasi, emosional,
 ungkapan, dan perceptual?
Oleh                : Dini Ratna     (150210204036)
Jawaban         :
1. Kendala Perceptual contohnya, Kesulitan untuk mengisolasi
masalah; Kecenderungan untuk terlalu membatasi masalah; Ketidakmampuan untuk melihat suatu masalah dari berbagai sudut pandang.
2. Kendala Emosional contohnya, Tidak adanya tantangan maka
masalah tersebut tidak menarik perhatian kita; Semangat yang berlebih, terlalu bermotivasi untuk cepat berhasil, hanya dapat melihat satu jalan untuk diikuti; Takut membuat kesalahan, takut gagal, takut mengambil resiko.
3. Kendala Imajinasi contohnya, Pengendalian yang terlalu ketat
terhadap alam pra-sadar atau tidak sadar; Tidak memberi kesempatan pada daya imajinasi; Ketidakmampuan untuk membedakan realitas dari fantasi.
4. Kendala Ungkapan contohnya, Keterampilan bahasa yang kurang untuk mengungkapkan gagasan; Kelambatan dalam ungkapan secara tertulis.

d.        Pertanyaan 4  : Apa yang dimaksud dengan orisinalitas dalam berpikir?
Oleh                : Eka Nur Pusparini (150210204079)
Jawaban         :
Arti dari kata “Orisinalitas” adalah keaslian. Dimana jika pengertian orisinalitas berpikir adalah keaslian dalam berfikir. Jika kita berpikir untuk menyelesaikan suatu masalah maka kita harus bisa menemukan penyebabnya terlebih dahulu, kemudian kita bisa mencari informasi-informasi dari sumber yang terpercaya untuk menyelesaikan maalah tersebut.


3.   Kesimpulan Diskusi       :
Aspek
Faktor Pendukung
Faktor Penghambat
Bakat
Internal:
·         Minat
·         Motif berprestasi memadai
·         keberanian mengambil resiko
·         Ulet dan tekun
·         Kegigihan dan daya juang.
Internal:
·         Motivasi berprestasi rendah
·         Takut mencoba sesuatu yang belum pernah dilakukan
·         Mudah menyerah
·         Malas
Eksternal:
·         Kesempatan maksimal untuk mengembangkan diri
·         Sarana dan prasarana yang mendukung
·         Dorongan orang tua/keluarga
·         Pola asuh.
Eksternal:
·         Lingkungan yang tidak memberikan kesempatan anak untuk mengembangkan bakat
·         Tidak tersedia sarana dan prasarana
·         Orang tua/keluarga cenderung hanya menghargai bakat yang berkaitan dengan kemampuan akademik
·         Pola asuh
Kreativitas
Sikap Orang Tua:
·         Kebebasan bagi anak untuk berkreasi
·         Menghormati anaknya sebagai individu
·         Percaya akan kemampuan anak
·         Menjalin kedekatan emosi yang sedang
·         Orang tua yang aktif dan mandiri
·         Orang tua yang menghargai kreativitas
Internal:
·         Keyakinan/persepsi yang salah bahwa lingkunganlah yang menyebabkan dirinya tidak mempunyai kesempatan mengembangkan kreativitasnya.



4.   Hal-Hal yang Belum Terselesaikan/ Terjawab dalam Diskusi: -



Jember, 10 Mei 2016

Dosen Pembina,


Dra. Rahayu M. Pd.


0 komentar:

Posting Komentar