Pages

Kamis, 26 Mei 2016

Model Pembelajaran B. Indonesia


MODEL PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

Menurut Kurikulum 2004 Mata Pelajaran BI, empat keterampilan bahasa yaitu, mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis.yang harus mendapatkan perhatian yang seimbang dan dilaksanakan secara terpadu. Keterpaduan pembelajaran yang dimaksud dapat diwujudkan dalam dua cara yakni, keterpaduan dengan fokus keterampilan tertentu dan keterpaduan tanpa fokus, yang berarti keempatnya diberlakukan secara seimbang atau sama, tanpa ada penekanan agar pelaksanaan pengajaran benar-benar dapat terpadu antara keempat keterampilan (kompetensi dasar), kompetensi dasar kebahasaan, dan sastra. Keterpaduan dalam perencanaan pembelajaran akan tampak mulai dari kompetensi dasar yang dijadikan fokus, hasil belajar yang diharapkan, indikator, langkah-langkah pembelajaran, media/sumber belajar, dan pemilihan dan penerapan penilaiannya. Artinya, pada saat menentukan komponen-komponen rencana pembelajaran tersebut, perencana harus memikirkan bahwa komponen-komponen yang dipilih dan ditetapkan itu bukan semata-mata untuk pengembangan salah satu kompetensi dasar saja, tetapi juga untuk keempat kompetensi dasar, dan ditambah unsur kebahasaan, serta sastra yang harus diajarkan dalam pembelajaran. Oleh karena itu, langkah-langkah penyusunan rencana pembelajaran perlu diperhatikan dan dilaksanakan dengan berpegang pada prinsip keutuhan, keterpaduan, kesinambungan, dan kealamiahan (Suyono, 1994:114).
Hal yang penting bagi guru bahasa adalah:
1.      Memahami betul karakteristik pembelajaran untuk masing-masing kompetensi
2.      Memahami tuntutan kurikulum dan masyarakat
3.      Memahami dan menafsirkan secara kreatif dan kritis isi kurikulum
4.      Memahami masing-masing kompetensi dalam pembelajaran BI di SD
Pembelajaran medengarkan dan berbicara merupakan pembelajaran pertama yang dapat dilakukan guru pada pertemuan pertama baik kelas rendah maupun kelas tinggi. Pembelajaran mendengarkan pada kelas rendah dimaksudkan untuk mengetahui daya simak siswa, daya apresiasi siswa terhadap bunyi dan juga digunakan sebagai dasar diungkapkan pengetahuan, kemampuan, dan keberanian siswa dalam berbicara. Keterampilan berbahasa, yakni mendengarkan dan berbicara merupakan kegiatan yang resiprokal. Artinya, kegiatan tersebut saling mengisi. Pembelajaran membaca pada kelas rendah bertujuan untuk mengenalkan huruf, kata, dan kalimat sederhana pada anak. Sedangkan pada kelas tinggi bertujuan agar anak memahami apa yang dibaca. Dalam membaca di kelas rendah, guru dituntut untuk memberikan pelajaran secara verbal sehingga anak dengan mudah dapat mengerti apa yang dipelajari. Oleh karena itu, guru harus dapat:
1.      Memahami metode pembelajaran membaca kelas rendah
2.      Memahami teori belajar bahasa kedua
3.      Memilih media yang tepat
4.      Memahami organisasi kelas bahasa yang komunikatif dan integratif
Sedangkan untuk pembelajaran membaca pada kelas timggi, anak diajak agar dapat memahami apa yang dibaca. Oleh karena itu, guru harus dapat:
1.      Menguasai materi (bahan) membaca
2.      Menguasai berbagai metode dan teknik pembelajaran membaca
3.      Menciptakan bahan membaca yang terkini dan sesuai dengan usia anak pada masing-masing kelas
4.      Memahami keinginan anak
5.      Menjadikan anak gemar membaca
Untuk membaca di kelas rendah, misalnya pembelajaran membaca dapat dilakukan dengan metode langsung, metode ekletik, ataupun metode linguistik. Sedangkan untuk pembelajaran membaca pemahaman dapat menggunakan teknik membaca sekilas (skiming), teknik membaca memindai (scanning), dan teknik SQ3R. Pada pembelajaran kelas awal atau pembaca pemula dapat menggunakan teknik atau sering diebut SAS, metode global, metode permainan, dsb. Sedangkan pada kelas tinggi dapat menggunakan teknik membaca nyaring, membaca ekstensif, membaca intensif dengan teknik scramble, dan membaca dengan teknik SQ3R.
Pembelajaran menulis merupakan pembelajaran yang sering dinilai banyak orang belum berhasil. Agar memiliki keterampilan menulis, seseorang dituntut:
1.      Memiliki kemampuan mendengarkan (daya simak) yang tinggi
2.      Gemar membaca
3.      Dan Kemampuan mengungkapkan apa yang disimak dan dibaca
4.      Menguasai kaidah penulisan
Pembelajaran menulis pada kelas rendah yang perlu ditanamkan pada siswa adalah:
1.      Menguasai tulisan (huruf)
2.      Penulisan kata
3.      Penulisan kalimat sederhana
4.      Kaidah penulisan
Sedangkan pada kelas tinggi, pembelajaran menulis menuntut anak untuk:
1.      Menguasai teknik menulis
2.      Menuangkan ide ke dalam tulisan
3.      Mengembangkan ide yang dimilikinya
4.      Mampu memilih kata, kalimat, dan gaya dalam menulis
Menulis merupakan suatu proses. Sebagai suatu proses, menulis dilakukan secara bertahap, yaitu perencanaan menulis (prapenulisan), penulisan, dan revisi (Mc Crimmon, 1984: 10, Akhadiah dkk, 1999: 3-5). Perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran untuk kelas tinggi dapat dilakukan dengan teknik:













a.       Diagram pohon
Contohnya:

b.      Diagram piramida terbalik
Contoh:




c.       Diagram lingkaran
Contoh:


















d.      Tabel
Contoh:
Pepaya
No.
Nama Daun
Bentuk
Warna
Manfaat
Bunga/Buah
1.
Daun Pepaya
Daun pepaya berbentuk menjari
Ketika masih muda warna daunnya hijau muda (hijau pupus), setelah agak tua menjadi hijau daun (hijau tua), dan akhirnya coklat.
Daun pepaya muda jika direbus dapat dijadikan sayur, dan jika agak tua dapat dijadikan bahan pengemouk daging agar cepat lunak saat direbus.
Bunga pepaya barwarna putih, buah mudanya dapat disayur dan jika sudah tua dijadikan buah.

(Idra, dkk, 2002: 14-16; Werdiningsih dan Tambunan, 2000: 160-168).

A.    MODEL PEMBELAJARAN BI DENGAN FOKUS KETERAMPILAN BERBAHASA
Model pembelajaran BI dengan fokus keterampilan berbahasa bukan berarti hanya mengajarkan salah satu jenis keterampilan berbahasa saja, akan tetapi keterampilan yang menjadi fokus mendapat penekanan bahkan mendapat porsi untuk waktu yang lebih dari keterampilan lain yang tidak menjadi fokus. Setiap keterampilan berbahasa yang menjadi fokus merupakan kegiatan pembelajaran yang utama karena pembelajaran berangkat, tertuju, dan berakhir pada keterampilan yang menjadi fokus pembelajaran.
1)      Model Pembelajaran BI dengan Fokus Mendengarkan (Menyimak)
Dalam menyusun perencanaan untuk kelas rendah yang perlu diperhatikan adalah kompetensi dasar, hasil belajar yang diharapkan, materi, kompetensi dasar kebahasaan, tema, dan keterpaduan dalam pembelajaran, baik terpadu lintas kurikulum bidang (antar bidang studi) dan terpadu dalam satu bidang studi (inter bidang studi).
a.      Model Pembelajaran Menyimak di SD untuk Kelas Rendah
Mata Pelajaran                        : Bahasa Indonesia
Satuan Pendidikan                  : Sekolah Dasar
Kelas/Semester                        : 1/1
Waktu                                     : 2 kali pertemuan (4 x 35 menit)
Tema                                       : Alam Sekitar
 

Kompetensi Dasar       : Siswa mampu mendengarkan dan membedakan
 berbagai bunyi/suara serta bunyi bahasa
Hasil Belajar                : Siswa mampu membedakan berbagai bunyi/suara,
 bunyi bahasa dan menanggapi secara non-verbal
Indikator                     : 1. Mencocokkan gambar sesuai dengan informasi
yang didengarkan.
 2. Mengisi kolom/memberi tanda sesuai dengan
informasi yang didengarkan
 3. Menyelesaikan gambar yang belum selesai
 4. Menggolongkan gambar berdasarkan informasi
 yang didengarkan, seperti kelompok gambar
 binatang, kelompok gambar tumbuhan, dll.
 

Langkah-Langkah Pembelajaran
Pertemuan Pertama
1.      Tanya jawab tentang nama-nama burung dan binatang peliharaan dan ditirukan suaranya masing-masing oleh siswa dan guru
2.      Guru memperlihatkan gambar burung dan gambar binatang dan serta memainkan bunyi masing-masing
3.      Siswa secara bergilir ditanya tentang nama burung atau binatang yang ada pada gambar yang diperlihatkan oleh guru
4.      Siswa secara bergilir mengelompokkan gambar burung dan gambar binatang
5.      Salah seorang siswa disuruh menunjukkan atau memilih nama burung atau binatang yang disebutkan guru. Siswa yang lain secara bersama-sama menirukan menyebutkan/mengucapkan nama burung/binatang yang dimaksud
6.      Gambar-gambar yang ditempelkan pada papan flanel atau papan tulis, masing-masing diberi tulisan di bawahnya, kemudian dibaca secara bersama-sama
7.      Guru melepas tulisan yang terdapat di bawah gambar, kemudian diganti dengan tulisan yang belum lengkap salah satu atau dua hurufnya dihilangkan. Siswa disuruh melengkapi secara bergantian
8.      Siswa berlatih menulis nama-nama burung/binatang di papan tulis sesuai dengan gambar yang ditunjuk guru
9.      Guru dan siswa mengulang membaca gambar berama-sama dan meminta siswa untuk mempelajari di rumah
10.  Menutup pelajaran.

Pertemuan Kedua
1.      Tanya jawab tentang pelajaran yang sebelumnya
2.      Secara bersama-sama guru dan siswa membaca nama burung/binatang sesuai gambar yang disediakan oleh guru
3.      Siswa menempelkan tulisan dibawah gambar sesuai dengan nama burung/binatang yang ada pada gambar
4.      Masing-masing siswa menulis nama-nama burung dan binatang di buku
5.      Mencocokkan tulisan siswa dengan gambar
6.      Menyelesaikan gambar yang belum sesuai dan menuliskan nama di bawahnya
7.      Guru memberi tugas untuk pertemuan berikutnya

Catatan: Apabila siswa belum dapat membaca dan menulis tentang materi diatas, prembelajaran belum berhasil maka kegiatan harus diulang lagi. Guru perlu mencari kelemahannya.
Sumber: 1. Lancar BI 1
                   Buku pembelajaran yang lama bisa dipakai sambil menunggu buku paket/modul untuk menunjang kurikulum 2004
2. Guru boleh mencari sumber lain yang relevan dan sesuai dengan kondisi siswa
Penilaian: 1. Dilakukan selama dalam proses pembelajaran (nilai proses)
 2. Penilaian dapat berupa nilai perbuatan
 3. Untuk mengetahui kemampuan siswa (daya simak) dapat dilakukan pada penilaian membaca dan menulis

b.      Model Pembelajaran Menyimak di SD untuk Kelas Tinggi
Mata Pelajaran                        : Bahasa Indonesia
Satuan Pendidikan                  : Sekolah Dasar
Kelas/Semester                        : 4/1
Waktu                                     : 2 kali pertemuan (4 x 40 menit)
 

Kompetensi Dasar       : Siswa mampu mendengarkan cerita pengalaman
 teman
Hasil Belajar                : Siswa mampu memberikan tanggapan atas cerita
 teman yang telah didengar dan mampu
 mengutarakan kembali isi cerita yang didengar
indikator                      : 1. Mengajukan pertanyaan berkaitan dengan cerita
yang didengarkan
 2. Mengutarakan kembali isi cerita
 3. Menyampaikan cerita yang mirip atau cerita
yang lain
 4. Menulis cerita.
 

Langkah-Langkah Pembelajaran
Pertemuan Pertama
1.      Tanya jawab tentang pengalaman yang menyenangkan atau menyedihkan
2.      Salah seorang siswa disuruh menceritakan pengalamannya yang menarik
3.      Siswa yang lain memberikan tanggapan/pertanyaan isi cerita yang telah didengar dari temannya
4.      Guru mengomentari kalimat tanya yang digunakan siswa dalam bertanya
5.      Tanya jawab tentang kalimat tanya
6.      Seluruh siswa disuruh menuliskan kembali cerita yang didengarkan
7.      Masing-masing siswa membacakan tulisannya
8.      Mengidentifikasi kesalahan ejaan (tanda baca, huruf kapital, dll) dalam tulisan masing-masing
9.      Guru memberi komentar tulisan siswa satu per satu
10.  Guru memberi tugas kepada siswa mencari cerita yang mirip dengan cerita teman, boleh cerita dirinya sendiri atau cerita lain yang pernah dibaca/ditemukan dan dikumpulkan pada pertemuan yang akan datang

Pertemuan Kedua
1.      Seluruh siswa mengumpulkan tugas
2.      Guru memilih beberapa tulisan siswa dan menyuruh pemiliknya menceritakan di depan kelas
3.      Siswa yang lain menanggapi dan bertanya tentang isi cerita
4.      Tulisan masing-masing ditukar dengan teman sebangku untuk menyempurnakan melalui sumbang saran (Brainstroming) tentang penulisan judul, ejaan, ide cerita, pilihan kata, kalimat, dsb
5.      Guru memberikan pengarahan tentang hal-hal yang belum dimengerti siswa
6.      Siswa merevisi tulisannya sesuai saran teman dan guru
7.      Tulisan yang dianggap baik dibacakan di depan kelas dan dijadikan pajangan
8.      Guru memberi tugas menulis untuk pertemuan berikutnya berupa karangan cerita fiksi

Catatan
1.      Pada waktu kegiatan sumbang saran berlangsung siswa diberi tugas untuk membetulkan kesalahan tulisan pasangan masing-masing tentang pilihan kata, ejaan, kalimat, dsb sehingga guru mengetahui kompetensi dasar mana yang belum dikuasai siswa. Dengan demikian, guru wajib menerangkannya
2.      Contoh model perencanaan diatas memperlihatkan bahwa pembelajaran menyimak terpadu dengan aspek keterampilan berbahasa yang lain dan unsur kebahasaan serta sastra

Sumber     : 1. Pengalaman siswa
                     2. Buku-buku cerita untuk anak SD
 3. Buku Lancar Berbahasa Indonesia 2 (buku pelajaran yang
lama dapat dipakai sambil menunggu buku paket/modul untuk menunjang pelaksanaan kurikulum 2004 dan buku-buku lain yang berhubungan dengan materi pembelajaran)
 4. Guru dapat mencari sumber lain yang relevan dan sesuai
 dengan kondisi siswa
Penilaian  : 1. Dilakukan selama proses pembelajaran (nilai proses) dan hasil
2. Untuk menilai keberhasilan menyimak siswa dapat dinilai
melalui bobot pertanyaan dalam menanggapi cerita, dan juga dari hasil meringkas atau menulis siswa
3. Untuk menilai kompetensi dasar kebahasaan guru dapat
menilai secara tertulis dengan membuat soal-soal kebahasaan

2)      Model Pembelajaran BI dengan Fokus Berbicara
Pembelajaran BI dengan fokus berbicara semua aktivitas pembelajaran berbicara berangkat, tertuju, dan berpulang pada keterampilan berbicara. Setiap pembelajaran hendaknya tidak menyebabkan siswa menjadi pendiam karena berbahasa lisan merupakan katalisator untuk perubahan kognitif dan afektif, serta merupakan bagian yang penting dalam perkembangan berfikir kritis. Ada hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembelajaran berbicara yaitu: Suasana belajar di sekolah (di kelas) dan Kegiatan berbicara
a.      Model Pembelajaran Berbicara di SD untuk Kelas Rendah
Mata Pelajaran            : Bahasa Indonseia
Satuan Pendidikan      : Sekolah Dasar
Kelas/Semester            : 1/1
Waktu                         : 1 kali pertemuan (2 x 35 menit)
Tema                           : Diri Sendiri
Kompetensi Dasar       : Siswa mampu memperkenalkan diri
Hasil Belajar                : Siswa mampu memperkenalkan diri dengan
 menggunakan kalimat sederhana dan bahasa yang
 santun
indikator                      : 1. Menyebutkan data diri (nama, kelas, sekolah,
dan tempat tinggal dengan kalimat sederhana)
 2. Menyebutkan nama orang tua dan saudara
 kandung
 3. Menanyakan data diri dan nama orang tua serta
 saudara kandung teman sekelas
 

Langkah-Langkah Pembelajaran
1.      Guru memberi salam dan memperkenalkan diri dan diteruskan dengan tanya jawab tentang nama kelas, nama sekolah, dan pembelajaran yang akan diajarkan, dst
2.      Siswa secara bergilir ditanya tentang nama, orang tua, anggota keluarga, dan tempat tinggalnya
3.      Siswa secara bergilir memperkenalkan diri dan anggota keluarganya
4.      Salah seorang siswa disuruh memilih kartu nama yang telah disediakan atau yang sudah dapat menulis disuruh menuliskan namanya dipapan tulis
5.      Secara bersama-sama membaca nama salah satu siswa yang dipilih atau ditulis dipapan tulis
6.      Guru memulai memperkenalkan beberapa tulisan sesuai dengan materi untuk membaca dan menulis permulaan sebagai bahan pembelajaran kompetensi dasar yang lain pada pertemuan berikutnya
7.      Siswa berlatih menulis namanya masing-masing dipapan tulis, kemudian dibaca secara bersama-sama
8.      Menutup pelajaran

Catatan: Apabila siswa belum dapat berbicara (memperkenalkan diri),
pembelajaran belum berhasil maka kegiatan harus diulang lagi. Guru perlu mencari kelemahannya dan selalu berusaha memaksimalkan pembelajaran agar siswa memiliki keberanian untuk berbicara di depan kelas
Sumber: 1. Lancar Berbahasa Indonesia 1
2. Guru boleh mencari sumber lain yang relevan dan sesuai
dengan kondisi siswa
Penilaian: 1. Dilakukan selama dalam proses pembelajaran (nilai proses)
2. Penilaian dapat berupa nilai perbuatan

b.      Model Pembelajaran Berbicara di SD untuk Kelas Tinggi
Mata Pelajaran            : Bahasa Indonesia
Satuan Pendidikan      : Sekolah Dasar
Kelas/Semester            : 4/1
Waktu                         : 1 kali pertemuan (2 x 40 menit)
 

Kompetensi Dasar       : Siswa mampu menjelaskan petunjuk penggunaan
Hasil Belajar                : Siswa mampu menjelaskan petunjuk penggunaan
 dengan bahasa yang komunikatif
Indikator                     : 1. Membacakan petunjuk penggunaan obat, alat,
dan sejenisnya
 2. Menjelaskan secara terperinci petunjuk penggunaan obat, alat, dan sejenisnya disertai peragaan dengan bahasa yang komunikatif
 

Langkah-Langkah Pembelajaran
1.      Tanya jawab tentang macam-macam obat dan alat
2.      Salah seorang siswa disuruh menceritakan pengalamannya ketika sakit, obat yang diminum dan menjelaskan cara meminumnya
3.      Siswa yang lain disuruh menjelaskan macam-macam obat serangga yang sering ditemukan dipasaran dan menjelaskan cara-cara memberantas serangga yang disebutkan
4.      Guru mengomentari kata-kata atau kalimat yang digunakan siswa dalam menjelaskan
5.      Tanya jawab tentang macam-macam obat yang dapat dibeli di toko obat dan yang harus dengan resep dokter
6.      Siswa disuruh memperagakan cara menggunakan alat pembasmi serangga atau alat menyemprotkan pupuk terhadap tanaman
7.      Tanya jawab apa perbedaan obat yang harus diminum 1 x 2 dengan 2 x 1 sehari
8.      Menyimpulkan pelajaran, guru memberikan tugas (PR) menulis tentang obat-obat terlarang untuk bahan pertemuan yang akan datang

Catatan: Pada waktu kegiatan siswa memberikan petunjuk tentang
penggunaan obat, guru hendaknya memberikan sejauh mana kebenaran penjelasan tersebut. Jika ada yang masih salah atau kurang hendaknya guru memberikan ulasan yang lebih lengkap agar tidak terjadi kesalahan.
Sumber: 1. Pengalaman siswa
                2. Buku Lancar Berbahasa Indonesia 2 (buku pelajaran yang lama dapat dipakai sambil menungggu buku paket/modul untuk menunjang pelaksanaan kurikulum 2004 dan buku-buku lain yang berhubungan dengan materi pembelajaran)
                3. Guru boleh mencari sumber lain yang relevan dan sesuai dengan kondisi siswa
Penilaian: 1. Dilakukan selama dalam proses pembelajaran (nilai proses dan hasil)
                    2. Untuk menilai keberhasilan menyimak siswa dapat dinilai
melalui bobot pertanyaan dalam menanggapi cerita, dan juga hasil meringkas atau menulis siswa
 3. Untuk menilai kompetensi dasar kebahasaan guru dapat menilai secara tertulis dengan memuat soal-soal kebahasaan

















3)      Model Pembelajaran BI dengan Fokus Membaca
Membaca merupakan suatu proses untuk memahami suatu makna dari tulisan.

a.      Model Pembelajaran Membaca di SD Kelas Rendah
Mata Pelajaran            : Bahasa Indonesia
Satuan Pendidikan      : Sekolah Dasar
Kelas/Semester            : 1/1
Waktu                         : 1 kali pertemuan (2 x 35 menit)
 

Kompetensi Dasar       : Siswa mampu membaca nyaring
Hasil Belajar                : Siswa mampu membaca nyaring suku kata, kata
label, angka arab, kalimat sederhana
Indikator                     : 1. Mengenali huruf-huruf dan membacanya
sebagai suku kata, kata dan kalimat sederhana
 2. Membaca nyaring (di dengar siswa lain) kalimat
demi kalimat dalam paragraf serta menggunakan lafal dan intonasi yang tepat sehingga dapat dipahami oleh orang lain
 

Langkah-Langkah Pembelajaran
1.      Tanya jawab tentang gambar-gambar yang telah dipelajari pada pertemuan sebelumnya
2.      Siswa menempelkan huruf-huruf di bawah gambar
3.      Secara bersama-sama membaca kata yang ditempel di papan tulis
4.      Siswa melengkapi huruf yang kosong pada kata-kata yang ditempel di papan tulis
5.      Siswa menulis di buku masing-masing
6.      Siswa membuat kalimat dengan kata yang telah ditulis
7.      Masing-masing membacakan kalimatnya
8.      Merevisi kalimat masing-masing sesuai dengan kesalahannya dengan bimbingan guru
9.      Membaca secara bersama-sama seluruh kata dan kalimat
10.  Guru memberikan PR menulis dan memberikan bahan yang akan dipelajari pada pertemuan berikutnya
11.  Menutup pelajaran
Catatan: Materi hendaknya berupa kata-kata bentuk dasar sesuai dengan
gambar, dan kalimat sederhana. Gambar diusahakan yang mudah dikenal dalam kehidupan siswa sehingga memudahkan siswa mudah belajar membaca.
Sumber: 1. Gambar-gambar yang dikenal siswa
2. Gambar diusahakan yang mengandung konsonan dan vokal
yang mudah diproduksi siswa kelas rendah
3. Buku Lancar Berbahasa Indonesia 1 (buku pelajaran yang
lama dapat dipakai sambil menunggu buku paket/modul untuk menunjang pelaksanaan kurikulum 2004 dan buku lain yang berhubungan dengan materi pembelajaran)
4. Guru boleh mencari sumber lain yang relevan dan sesuai
dengan kondisi siswa
Penilaian: 1. Dilakukan selama dalam proses pembelajaran (nilai proses)
dan hasil
2. Penilaian membaca dapat dilakukan dengan menggunakan
format yang berisi kelancaran membaca, ketetapan lafal, dan intonasi

b.      Model Pembelajaran Membaca di SD Kelas Tinggi
Mata Pelajaran            : Bahasa Indonesia
Satuan Pendidikan      : Sekolah Dasar
Kelas/Semester            : 5/1
Waktu                         : 1 kali pertemuan (2 x 40 menit)
 

Kompetensi Dasar       : Siswa mampu membaca dalam hati
Hasil Belajar                : Siswa mampu menemukan persamaan dan
perbedaan antar teks dalam teks-teks yang bertema sama
Indikator                     : 1. Menganalisis hal-hal yang sama dan berbeda
pada masing-masing teks
                                       2. Menyampaikan perbedaan dan persamaan teks
(dalam beberapa kalimat)
Langkah-Langkah Pembelajaran
Pertemuan Pertama:
1.      Tanya jawab tentang beberapa peristiwa yang terjadi di sekitar siswa dan meminta tugas siswa membawa bacaan dari koran tentang peristiwa diletakkan di atas meja
2.      Siswa membaca bacaan yang diperoleh dari koran masing-masing selama 20 menit
3.      Masing-masing siswa mengemukakan isi teks yang dibaca (mngulangi membaca teks masing-masing)
4.      Setiap siswa membuat analisis secara tertulis tentang persamaan dan perbedaan dari teks yang dibaca
5.      Secara bergilir melaporkan hasil analisis
6.      Tanya jawab sesuai dengan isi teks masing-masing
7.      Memberikan tanggapan terhadap analisis teman
8.      Memberikan pengayaan dan menyimpulkan pelajaran
9.      Guru memberi tugas untuk pertemuan berikutnya

Catatan: Jika waktu kurang dapat diteruskan pada pertemuan berikutnya.
Teks, hasil analisis siswa, dan tanggapan dari siswa yang lain yang bagus dapat dipajang dan digunakan sebagai bahan pembelajaran keterampilan berbahasa yang lain dan bahan pembelajaran kompetensi kebahasaan
Sumber: Koran atau majalah
Penilaian: 1. Dilakukan selama dalam proses pembelajaran (nilai proses)
dan hasil
2. Penilaian membaca dapat dilakukan dengan menggunakan
format yang berisi kelancaran membaca, ketepatan lafal, dan intonasi. Sedangkan penilaian menulis dapat dilihat dari hasil analisis siswa.
3. Untuk menilai kompetensi dasar kebahasaan guru dapat menilai secara tertulis dengan membuat soal-soal kebahasaan

4)      Model Pembelajaran BI dengan Fokus Menulis
Menulis merupakan suatu cara mengomunikasikan pesan sacara tertulis kepada pembaca untuk tujuan tertentu, (Troyka dalam Soesilo, 1995:11). Kegiatan itu sendiri bukanlah suatu proses yang langsung dan linear, namun terdiri atas beberapa tahap, yaitu tahap pramenulis, menulis, revisi, dan penyuntingan. Menurut Pangestu (1996:81), pembelajaran menulis diharapkan mampu mengarahkan siswa ke usaha pengembangan sumber dayanya dan menjadikan pembelajaran menulis lebih bermakna dan berharga bagi siswa. Selanjutnya, diharapkan dapat mengantarkan siswa menjadi penulis dan pemikir yang baik, serta mandiri. Tujuan akhir pembelajaran menulis adalah agar siswa mampu mengekspresikan dan menggeneralisasikan pengetahuan, pengalaman, serta kemampuannya dalam tulisan.

a.      Model Pembelajaran Menulis di SD Kelas Rendah
Mata Pelajaran            : Bahasa Indonesia
Satuan Pendidikan      : Sekolah Dasar
Kelas/Semester            : 2/1
Waktu                         : 1 kali pertemuan (2 x 35 menit)
 

Kompetensi Dasar       : Siswa mampu menulis pengalaman sendiri
Hasil Belajar                : Siswa mampu menuliskan pengalaman
menggunakan kalimat sederhana dengan huruf sambung
Indikator                     : Menulis pengalaman dengan huruf sambung
(memperhatikan ketepatan dan kecepatan)
 

Langkah-Langkah Pembelajaran
1.      Tanya jawab tentang pengalaman masing-masing siswa yang menarik
2.      Beberapa siswa disuruh menceritakan pengalamannya yang menarik di depan kelas
3.      Siswa menuliskan pengalamannya di buku masing-masing
4.      Umpan balik dengan temna sebangku
5.      Masing-masing merevisi tulisannya dengan menggunakan huruf sambung
6.      Guru memberikan komentar pada beberapa tulisan siswa yang salah dan beberapa tulisan siswa yang bagus
7.      Menutup pelajaran dengan memberikan PR menulis dengan huruf sambung.

Catatan: Bagi siswa yang belum mampu menulis dengan tepat, rapi, dan
benar PR cukup mengulang tulisan yang telah ditulis di sekolah
Sumber: Pengalaman siswa
Penilaian: Penilaian dilakukan dengan menggunakan format penilaian
menulis yang berisi ketepatan penulisan, keindahan tulisan, kerapian, ejaan/tenda baca.

b.      Model Pembelajaran Menulis di SD Kelas Tinggi
Mata Pelajaran            : Bahasa Indonesia
Satuan Pendidikan      : Sekolah Dasar
Kelas/Semester            :V/1
Waktu                         : 1 kali pertemuan (2 x 40 menit)
 

Kompetensi Dasar       : Siswa mampu menulis laporan
Hasil Belajar                : Siswa mampu menulis melalui tahapan yang benar
Indikator                     : 1. Menulis laporan berdasarkan tahapan (dari
catatan ke konsep awal/buram awal)
 2. Memperbaiki tulisan berdasarkan masukan dari
teman atau guru menjadi laporan yang baik
 

Langkah-Langkah Pembelajaran:
1.      Tanya jawab tentang kegiatan ekstra kurikuler osis/pramuka, PMR
2.      Untuk memulai menulis siswa dipandu dengan pertanyaan-pertanyaan sesuai dengan kegiatan ekstra yang diikuti masing-masing
3.      Mendiskusikan, sumbang saran tentang tulisan siswa
4.      Siswa menulis draft atau konsep dasar untuk menambahkan ide tentang hal yang telah ditulis
5.      Umpan balik dengan teman sebangku dan bimbingan guru
6.      Siswa menulis kembali laporannya sesuai dengan masukan baik dari teman maupun dari guru dan laporan siap diserahkan kepada guru
7.      Pemilihan laporan terbaik supaya bisa dipajang atau digunakan sebagai bahan pembelajaran membaca

Catatan: Jika kegiatan menulis di kelas waktunya tidak cukup dapat
dilakukan di rumah dan diteruskan pada pertemuan berikutnya
Sumber: Pengalaman siswa mengikuti berbagai kegiatan ekstra
Penilaian: Penilaian dilakukan dengan menggunakan format penilaian
menulis yang berisi ketetapan penulisan, kaidah perumusan laporan, ejaan/tanda baca, isi, dan bahasanya.


B.     MODEL PEMBELAJARAN BI DENGAN FOKUS SASTRA
Pembelajaran sastra di SD/MI berdasarkan kurikulum 2004 secara eksplisit tidak berdiri sendiri, akan tetapi terintegrasi (terpadu dengan kompetensi dasar atau keterampilan berbahasa dan kompetensi dasar kebahasaan). Misalnya, untuk kelas rendah dapat dilihat pada mendengarkan dongeng, mendeklamasikan puisi atau syair lagu dan memerankan tokoh dongeng dalam pembelajaran berbicara, membaca penggalan cerita dll. Sedangkan untuk kelas tinggi misalnya, mendengarkan pembacaan teks drama, memerankan drama pendek tanpa teks, membaca cerita rakyat, dan mengubah puisi ke dalam bentuk prosa dll. Contoh model pembelajaran menulis berikut ini:
a.      Model Pembelajaran Sastra di SD Kelas Rendah
Mata Pelajaran            : Bahasa Indonesia
Satuan Pendidikan      : Sekolah Dasar
Kelas/Semester            : 2/1
Waktu                         : 1 kali pertemuan (2 x 35 menit)
 

Kompetensi Dasar       : Siswa mampu mendengarkan dongeng
Hasil Belajar                : Siswa mampu mendengarkan isi dongeng yang
telah didengar dan mengajukan pertanyaan
Indikator                     : 1. Menjawab pertanyaan tentang isi dongeng
2. Menjelaskan isi dongeng
3. Mengajukan pertanyaan kepada guru tentang dongeng
 

Langkah-Langkah Pembelajaran:
1.      Guru mrendongengkan tentang kisah kancil dan buaya
2.      Tanya jawab tentang isi yang didongengkan guru
3.      Jika siswa belum mengerti, guru mengulangi mendongeng
4.      Secara bergilir siswa menjawab pertanyaan isi dongeng
5.      Siswa menjelaskan isi dongeng
6.      Masing-masing siswa mengajukan pertanyaan tentang isi dongeng
7.      Siswa meringkas isi dongeng dengan bahasanya masing-masing secara tertulis
8.      Membacakan hasil ringkasan masing-masing
9.      Memberi tugas mencari dongeng untuk pertemuan berikutnya
10.  Menyimpulkan isi pelajaran dan menutup pelajaran

Catatan: Dari langkah pembelajaran di atas dapat diajarkan beberapa
keterampilan berbahasa. Langkah pertama tampak kegiatan siswa mendengarkan, langkah kedua berbicara, langkah ketujuh menulis, dan kedelapan membaca
Sumber: 1. Pengetahuan guru tentang berbagai dongeng
 2. Buku Lancar Berbahasa 1 karya Dendy Sugondo
 3. Kumpulan buku cerita (dongeng)
Penilaian: Dapat dilakukan untuk penilaian menyimak, berbicara, dan
menulis sesuai dengan tingkat kesulitan

b.      Model Pembelajaran Sastra di SD Kelas Tinggi
Mata Pelajaran            : Bahasa Indonesia
Satuan Pendidikan      : Sekolah Dasar
Kelas/Semester            : 4/II
Waktu                         : 1 kali pertemuan (2 x 40 menit)
 

Kompetensi Dasar       : Siswa mampu membuat pantun
Hasil Belajar                : Siswa mampu membuat pantun sederhana
Indikator                     : 1. Membuat pantun sederhana sesuai dengan
syarat-syarat pantun
2. Membacakan pantu yang telah dibuat dengan
lafal dan intonasi yang sesuai
 

Langkah-Langkah Pembelajaran:
1.      Guru menanyakan tugas membuat pantun yang telah diberikan pada pertemuan sebelumnya
2.      Salah seorang siswa disuruh membacakan pantun yang telah dibuatnya
3.      Tanya jawab tentang isi pantun yang telah dibacakan
4.      Tanya jawab tentang syarat-syarat pantun dan macam-macamnya
5.      Siswa merevisi pantun yang telah dibuatnya masing-masing sesuai dengan syarat-syarat pantun
6.      Secara bergilir siswa membacakan pantun yang dibuatnya
7.      Menyimpulkan isi pelajaran dan menutup palajaran

Catatan: Dari langkah pembelajaran di atas dapat diajarkan beberapa
keterampilan Berbahasa dan teori sastra
Sumber: 1. Buku Lancar Berbahasa 2 karya Dendy Sugondo
2. Kumpulan Pantun
Penilaian: Dapat dilakukan dengan proses dan hasil belajar. Penilaian
proses dapat dilihat dari kegiatan membaca pantun dan penilaian hasil dapat dilihat pada pantun yang dibuat masing-masing siswa

0 komentar:

Posting Komentar