MODEL
PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA
Menurut Kurikulum 2004
Mata Pelajaran BI, empat keterampilan bahasa yaitu, mendengarkan, berbicara,
membaca, dan menulis.yang harus mendapatkan perhatian yang seimbang dan
dilaksanakan secara terpadu. Keterpaduan pembelajaran yang dimaksud dapat
diwujudkan dalam dua cara yakni, keterpaduan dengan fokus keterampilan tertentu
dan keterpaduan tanpa fokus, yang berarti keempatnya diberlakukan secara
seimbang atau sama, tanpa ada penekanan agar pelaksanaan pengajaran benar-benar
dapat terpadu antara keempat keterampilan (kompetensi dasar), kompetensi dasar
kebahasaan, dan sastra. Keterpaduan dalam perencanaan pembelajaran akan tampak
mulai dari kompetensi dasar yang dijadikan fokus, hasil belajar yang
diharapkan, indikator, langkah-langkah pembelajaran, media/sumber belajar, dan
pemilihan dan penerapan penilaiannya. Artinya, pada saat menentukan
komponen-komponen rencana pembelajaran tersebut, perencana harus memikirkan
bahwa komponen-komponen yang dipilih dan ditetapkan itu bukan semata-mata untuk
pengembangan salah satu kompetensi dasar saja, tetapi juga untuk keempat
kompetensi dasar, dan ditambah unsur kebahasaan, serta sastra yang harus
diajarkan dalam pembelajaran. Oleh karena itu, langkah-langkah penyusunan
rencana pembelajaran perlu diperhatikan dan dilaksanakan dengan berpegang pada
prinsip keutuhan, keterpaduan, kesinambungan, dan kealamiahan (Suyono,
1994:114).
Hal
yang penting bagi guru bahasa adalah:
1.
Memahami betul karakteristik
pembelajaran untuk masing-masing kompetensi
2.
Memahami tuntutan kurikulum dan
masyarakat
3.
Memahami dan menafsirkan secara kreatif
dan kritis isi kurikulum
4.
Memahami masing-masing kompetensi dalam
pembelajaran BI di SD
Pembelajaran
medengarkan dan berbicara merupakan pembelajaran pertama yang dapat dilakukan
guru pada pertemuan pertama baik kelas rendah maupun kelas tinggi. Pembelajaran
mendengarkan pada kelas rendah dimaksudkan untuk mengetahui daya simak siswa,
daya apresiasi siswa terhadap bunyi dan juga digunakan sebagai dasar
diungkapkan pengetahuan, kemampuan, dan keberanian siswa dalam berbicara. Keterampilan
berbahasa, yakni mendengarkan dan berbicara merupakan kegiatan yang resiprokal. Artinya, kegiatan tersebut
saling mengisi. Pembelajaran membaca pada kelas rendah bertujuan untuk
mengenalkan huruf, kata, dan kalimat sederhana pada anak. Sedangkan pada kelas
tinggi bertujuan agar anak memahami apa yang dibaca. Dalam membaca di kelas
rendah, guru dituntut untuk memberikan pelajaran secara verbal sehingga anak
dengan mudah dapat mengerti apa yang dipelajari. Oleh karena itu, guru harus dapat:
1.
Memahami metode pembelajaran membaca
kelas rendah
2.
Memahami teori belajar bahasa kedua
3.
Memilih media yang tepat
4.
Memahami organisasi kelas bahasa yang
komunikatif dan integratif
Sedangkan untuk
pembelajaran membaca pada kelas timggi, anak diajak agar dapat memahami apa
yang dibaca. Oleh karena itu, guru harus dapat:
1.
Menguasai materi (bahan) membaca
2.
Menguasai berbagai metode dan teknik
pembelajaran membaca
3.
Menciptakan bahan membaca yang terkini
dan sesuai dengan usia anak pada masing-masing kelas
4.
Memahami keinginan anak
5.
Menjadikan anak gemar membaca
Untuk membaca di kelas
rendah, misalnya pembelajaran membaca dapat dilakukan dengan metode langsung,
metode ekletik, ataupun metode linguistik. Sedangkan untuk pembelajaran membaca
pemahaman dapat menggunakan teknik membaca sekilas (skiming), teknik membaca
memindai (scanning), dan teknik SQ3R. Pada pembelajaran kelas awal atau pembaca
pemula dapat menggunakan teknik atau sering diebut SAS, metode global, metode
permainan, dsb. Sedangkan pada kelas tinggi dapat menggunakan teknik membaca
nyaring, membaca ekstensif, membaca intensif dengan teknik scramble, dan
membaca dengan teknik SQ3R.
Pembelajaran menulis merupakan
pembelajaran yang sering dinilai banyak orang belum berhasil. Agar memiliki
keterampilan menulis, seseorang dituntut:
1.
Memiliki kemampuan mendengarkan (daya
simak) yang tinggi
2.
Gemar membaca
3.
Dan Kemampuan mengungkapkan apa yang
disimak dan dibaca
4.
Menguasai kaidah penulisan
Pembelajaran menulis
pada kelas rendah yang perlu ditanamkan pada siswa adalah:
1.
Menguasai tulisan (huruf)
2.
Penulisan kata
3.
Penulisan kalimat sederhana
4.
Kaidah penulisan
Sedangkan pada kelas
tinggi, pembelajaran menulis menuntut anak untuk:
1.
Menguasai teknik menulis
2.
Menuangkan ide ke dalam tulisan
3.
Mengembangkan ide yang dimilikinya
4.
Mampu memilih kata, kalimat, dan gaya
dalam menulis
Menulis merupakan suatu
proses. Sebagai suatu proses, menulis dilakukan secara bertahap, yaitu
perencanaan menulis (prapenulisan), penulisan, dan revisi (Mc Crimmon, 1984:
10, Akhadiah dkk, 1999: 3-5). Perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran untuk
kelas tinggi dapat dilakukan dengan teknik:
a.
Diagram pohon
Contohnya:
b.
Diagram piramida terbalik
Contoh:
c.
Diagram lingkaran
Contoh:
d.
Tabel
Contoh:
Pepaya
No.
|
Nama
Daun
|
Bentuk
|
Warna
|
Manfaat
|
Bunga/Buah
|
1.
|
Daun Pepaya
|
Daun pepaya berbentuk menjari
|
Ketika masih muda warna daunnya hijau
muda (hijau pupus), setelah agak tua menjadi hijau daun (hijau tua), dan
akhirnya coklat.
|
Daun pepaya muda jika direbus dapat
dijadikan sayur, dan jika agak tua dapat dijadikan bahan pengemouk daging
agar cepat lunak saat direbus.
|
Bunga pepaya barwarna putih, buah
mudanya dapat disayur dan jika sudah tua dijadikan buah.
|
(Idra,
dkk, 2002: 14-16; Werdiningsih dan Tambunan, 2000: 160-168).
A.
MODEL
PEMBELAJARAN BI DENGAN FOKUS KETERAMPILAN BERBAHASA
Model pembelajaran BI
dengan fokus keterampilan berbahasa bukan berarti hanya mengajarkan salah satu
jenis keterampilan berbahasa saja, akan tetapi keterampilan yang menjadi fokus
mendapat penekanan bahkan mendapat porsi untuk waktu yang lebih dari
keterampilan lain yang tidak menjadi fokus. Setiap keterampilan berbahasa yang
menjadi fokus merupakan kegiatan pembelajaran yang utama karena pembelajaran
berangkat, tertuju, dan berakhir pada keterampilan yang menjadi fokus
pembelajaran.
1)
Model
Pembelajaran BI dengan Fokus Mendengarkan (Menyimak)
Dalam menyusun
perencanaan untuk kelas rendah yang perlu diperhatikan adalah kompetensi dasar,
hasil belajar yang diharapkan, materi, kompetensi dasar kebahasaan, tema, dan
keterpaduan dalam pembelajaran, baik terpadu lintas kurikulum bidang (antar
bidang studi) dan terpadu dalam satu bidang studi (inter bidang studi).
a.
Model
Pembelajaran Menyimak di SD untuk Kelas Rendah
Mata
Pelajaran : Bahasa
Indonesia
Satuan
Pendidikan : Sekolah
Dasar
Kelas/Semester : 1/1
Waktu : 2 kali
pertemuan (4 x 35 menit)
Tema : Alam
Sekitar
Kompetensi
Dasar : Siswa mampu mendengarkan dan
membedakan
berbagai bunyi/suara serta bunyi bahasa
Hasil
Belajar : Siswa mampu
membedakan berbagai bunyi/suara,
bunyi bahasa dan menanggapi secara non-verbal
Indikator : 1. Mencocokkan gambar sesuai
dengan informasi
yang
didengarkan.
2. Mengisi kolom/memberi tanda sesuai dengan
informasi
yang didengarkan
3. Menyelesaikan gambar yang belum selesai
4. Menggolongkan gambar berdasarkan informasi
yang didengarkan, seperti kelompok gambar
binatang, kelompok gambar tumbuhan, dll.
Langkah-Langkah Pembelajaran
Pertemuan Pertama
1.
Tanya jawab tentang nama-nama burung dan
binatang peliharaan dan ditirukan suaranya masing-masing oleh siswa dan guru
2.
Guru memperlihatkan gambar burung dan
gambar binatang dan serta memainkan bunyi masing-masing
3.
Siswa secara bergilir ditanya tentang
nama burung atau binatang yang ada pada gambar yang diperlihatkan oleh guru
4.
Siswa secara bergilir mengelompokkan gambar
burung dan gambar binatang
5.
Salah seorang siswa disuruh menunjukkan
atau memilih nama burung atau binatang yang disebutkan guru. Siswa yang lain
secara bersama-sama menirukan menyebutkan/mengucapkan nama burung/binatang yang
dimaksud
6.
Gambar-gambar yang ditempelkan pada
papan flanel atau papan tulis, masing-masing diberi tulisan di bawahnya,
kemudian dibaca secara bersama-sama
7.
Guru melepas tulisan yang terdapat di
bawah gambar, kemudian diganti dengan tulisan yang belum lengkap salah satu
atau dua hurufnya dihilangkan. Siswa disuruh melengkapi secara bergantian
8.
Siswa berlatih menulis nama-nama
burung/binatang di papan tulis sesuai dengan gambar yang ditunjuk guru
9.
Guru dan siswa mengulang membaca gambar
berama-sama dan meminta siswa untuk mempelajari di rumah
10. Menutup
pelajaran.
Pertemuan Kedua
1.
Tanya jawab tentang pelajaran yang
sebelumnya
2.
Secara bersama-sama guru dan siswa
membaca nama burung/binatang sesuai gambar yang disediakan oleh guru
3.
Siswa menempelkan tulisan dibawah gambar
sesuai dengan nama burung/binatang yang ada pada gambar
4.
Masing-masing siswa menulis nama-nama
burung dan binatang di buku
5.
Mencocokkan tulisan siswa dengan gambar
6.
Menyelesaikan gambar yang belum sesuai
dan menuliskan nama di bawahnya
7.
Guru memberi tugas untuk pertemuan
berikutnya
Catatan:
Apabila siswa belum dapat membaca dan menulis tentang materi diatas,
prembelajaran belum berhasil maka kegiatan harus diulang lagi. Guru perlu
mencari kelemahannya.
Sumber:
1. Lancar BI 1
Buku pembelajaran yang lama
bisa dipakai sambil menunggu buku paket/modul untuk menunjang kurikulum 2004
2.
Guru boleh mencari sumber lain yang relevan dan sesuai dengan kondisi siswa
Penilaian:
1. Dilakukan selama dalam proses pembelajaran (nilai proses)
2. Penilaian dapat berupa nilai perbuatan
3. Untuk mengetahui kemampuan siswa (daya
simak) dapat dilakukan pada penilaian membaca dan menulis
b.
Model
Pembelajaran Menyimak di SD untuk Kelas Tinggi
Mata
Pelajaran : Bahasa
Indonesia
Satuan
Pendidikan : Sekolah
Dasar
Kelas/Semester : 4/1
Waktu : 2 kali
pertemuan (4 x 40 menit)
Kompetensi
Dasar : Siswa mampu mendengarkan
cerita pengalaman
teman
Hasil
Belajar : Siswa mampu
memberikan tanggapan atas cerita
teman yang telah didengar dan mampu
mengutarakan kembali isi cerita yang didengar
indikator : 1. Mengajukan pertanyaan
berkaitan dengan cerita
yang didengarkan
2. Mengutarakan kembali isi cerita
3. Menyampaikan cerita yang mirip atau cerita
yang lain
4. Menulis cerita.
Langkah-Langkah Pembelajaran
Pertemuan Pertama
1.
Tanya jawab tentang pengalaman yang
menyenangkan atau menyedihkan
2.
Salah seorang siswa disuruh menceritakan
pengalamannya yang menarik
3.
Siswa yang lain memberikan
tanggapan/pertanyaan isi cerita yang telah didengar dari temannya
4.
Guru mengomentari kalimat tanya yang
digunakan siswa dalam bertanya
5.
Tanya jawab tentang kalimat tanya
6.
Seluruh siswa disuruh menuliskan kembali
cerita yang didengarkan
7.
Masing-masing siswa membacakan
tulisannya
8.
Mengidentifikasi kesalahan ejaan (tanda
baca, huruf kapital, dll) dalam tulisan masing-masing
9.
Guru memberi komentar tulisan siswa satu
per satu
10. Guru
memberi tugas kepada siswa mencari cerita yang mirip dengan cerita teman, boleh
cerita dirinya sendiri atau cerita lain yang pernah dibaca/ditemukan dan
dikumpulkan pada pertemuan yang akan datang
Pertemuan Kedua
1.
Seluruh siswa mengumpulkan tugas
2.
Guru memilih beberapa tulisan siswa dan
menyuruh pemiliknya menceritakan di depan kelas
3.
Siswa yang lain menanggapi dan bertanya
tentang isi cerita
4.
Tulisan masing-masing ditukar dengan
teman sebangku untuk menyempurnakan melalui sumbang saran (Brainstroming)
tentang penulisan judul, ejaan, ide cerita, pilihan kata, kalimat, dsb
5.
Guru memberikan pengarahan tentang
hal-hal yang belum dimengerti siswa
6.
Siswa merevisi tulisannya sesuai saran
teman dan guru
7.
Tulisan yang dianggap baik dibacakan di
depan kelas dan dijadikan pajangan
8.
Guru memberi tugas menulis untuk
pertemuan berikutnya berupa karangan cerita fiksi
Catatan
1.
Pada waktu kegiatan sumbang saran
berlangsung siswa diberi tugas untuk membetulkan kesalahan tulisan pasangan
masing-masing tentang pilihan kata, ejaan, kalimat, dsb sehingga guru
mengetahui kompetensi dasar mana yang belum dikuasai siswa. Dengan demikian,
guru wajib menerangkannya
2.
Contoh model perencanaan diatas
memperlihatkan bahwa pembelajaran menyimak terpadu dengan aspek keterampilan
berbahasa yang lain dan unsur kebahasaan serta sastra
Sumber : 1. Pengalaman siswa
2. Buku-buku cerita untuk anak SD
3. Buku Lancar Berbahasa Indonesia 2 (buku
pelajaran yang
lama
dapat dipakai sambil menunggu buku paket/modul untuk menunjang pelaksanaan
kurikulum 2004 dan buku-buku lain yang berhubungan dengan materi pembelajaran)
4. Guru dapat mencari sumber lain yang relevan
dan sesuai
dengan kondisi siswa
Penilaian : 1. Dilakukan selama proses pembelajaran
(nilai proses) dan hasil
2.
Untuk menilai keberhasilan menyimak siswa dapat dinilai
melalui
bobot pertanyaan dalam menanggapi cerita, dan juga dari hasil meringkas atau
menulis siswa
3.
Untuk menilai kompetensi dasar kebahasaan guru dapat
menilai
secara tertulis dengan membuat soal-soal kebahasaan
2)
Model
Pembelajaran BI dengan Fokus Berbicara
Pembelajaran BI dengan
fokus berbicara semua aktivitas pembelajaran berbicara berangkat, tertuju, dan
berpulang pada keterampilan berbicara. Setiap pembelajaran hendaknya tidak
menyebabkan siswa menjadi pendiam karena berbahasa lisan merupakan katalisator
untuk perubahan kognitif dan afektif, serta merupakan bagian yang penting dalam
perkembangan berfikir kritis. Ada hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
pembelajaran berbicara yaitu: Suasana belajar di sekolah (di kelas) dan Kegiatan
berbicara
a.
Model
Pembelajaran Berbicara di SD untuk Kelas Rendah
Mata
Pelajaran : Bahasa Indonseia
Satuan
Pendidikan : Sekolah Dasar
Kelas/Semester : 1/1
Waktu : 1 kali pertemuan (2 x
35 menit)
Tema : Diri Sendiri
Kompetensi
Dasar : Siswa mampu memperkenalkan
diri
Hasil
Belajar : Siswa mampu
memperkenalkan diri dengan
menggunakan kalimat sederhana dan bahasa yang
santun
indikator : 1. Menyebutkan data diri
(nama, kelas, sekolah,
dan tempat tinggal
dengan kalimat sederhana)
2. Menyebutkan nama orang tua dan saudara
kandung
3. Menanyakan data diri dan nama orang tua
serta
saudara kandung teman sekelas
Langkah-Langkah
Pembelajaran
1.
Guru memberi salam dan memperkenalkan
diri dan diteruskan dengan tanya jawab tentang nama kelas, nama sekolah, dan
pembelajaran yang akan diajarkan, dst
2.
Siswa secara bergilir ditanya tentang
nama, orang tua, anggota keluarga, dan tempat tinggalnya
3.
Siswa secara bergilir memperkenalkan
diri dan anggota keluarganya
4.
Salah seorang siswa disuruh memilih
kartu nama yang telah disediakan atau yang sudah dapat menulis disuruh
menuliskan namanya dipapan tulis
5.
Secara bersama-sama membaca nama salah
satu siswa yang dipilih atau ditulis dipapan tulis
6.
Guru memulai memperkenalkan beberapa
tulisan sesuai dengan materi untuk membaca dan menulis permulaan sebagai bahan
pembelajaran kompetensi dasar yang lain pada pertemuan berikutnya
7.
Siswa berlatih menulis namanya
masing-masing dipapan tulis, kemudian dibaca secara bersama-sama
8.
Menutup pelajaran
Catatan: Apabila
siswa belum dapat berbicara (memperkenalkan diri),
pembelajaran belum berhasil maka
kegiatan harus diulang lagi. Guru perlu mencari kelemahannya dan selalu
berusaha memaksimalkan pembelajaran agar siswa memiliki keberanian untuk
berbicara di depan kelas
Sumber: 1.
Lancar Berbahasa Indonesia 1
2. Guru boleh mencari sumber lain
yang relevan dan sesuai
dengan kondisi siswa
Penilaian: 1.
Dilakukan selama dalam proses pembelajaran (nilai proses)
2. Penilaian dapat berupa nilai
perbuatan
b.
Model
Pembelajaran Berbicara di SD untuk Kelas Tinggi
Mata
Pelajaran : Bahasa Indonesia
Satuan
Pendidikan : Sekolah Dasar
Kelas/Semester : 4/1
Waktu : 1 kali pertemuan (2 x
40 menit)
Kompetensi Dasar : Siswa mampu menjelaskan petunjuk
penggunaan
Hasil
Belajar : Siswa mampu
menjelaskan petunjuk penggunaan
dengan bahasa yang komunikatif
Indikator : 1. Membacakan petunjuk
penggunaan obat, alat,
dan sejenisnya
2. Menjelaskan secara terperinci petunjuk
penggunaan obat, alat, dan sejenisnya disertai peragaan dengan bahasa yang
komunikatif
Langkah-Langkah Pembelajaran
1.
Tanya jawab tentang macam-macam obat dan
alat
2.
Salah seorang siswa disuruh menceritakan
pengalamannya ketika sakit, obat yang diminum dan menjelaskan cara meminumnya
3.
Siswa yang lain disuruh menjelaskan
macam-macam obat serangga yang sering ditemukan dipasaran dan menjelaskan
cara-cara memberantas serangga yang disebutkan
4.
Guru mengomentari kata-kata atau kalimat
yang digunakan siswa dalam menjelaskan
5.
Tanya jawab tentang macam-macam obat
yang dapat dibeli di toko obat dan yang harus dengan resep dokter
6.
Siswa disuruh memperagakan cara
menggunakan alat pembasmi serangga atau alat menyemprotkan pupuk terhadap
tanaman
7.
Tanya jawab apa perbedaan obat yang
harus diminum 1 x 2 dengan 2 x 1 sehari
8.
Menyimpulkan pelajaran, guru memberikan
tugas (PR) menulis tentang obat-obat terlarang untuk bahan pertemuan yang akan
datang
Catatan: Pada
waktu kegiatan siswa memberikan petunjuk tentang
penggunaan obat, guru hendaknya
memberikan sejauh mana kebenaran penjelasan tersebut. Jika ada yang masih salah
atau kurang hendaknya guru memberikan ulasan yang lebih lengkap agar tidak
terjadi kesalahan.
Sumber:
1. Pengalaman siswa
2. Buku Lancar Berbahasa
Indonesia 2 (buku pelajaran yang lama dapat dipakai sambil menungggu buku
paket/modul untuk menunjang pelaksanaan kurikulum 2004 dan buku-buku lain yang
berhubungan dengan materi pembelajaran)
3. Guru boleh mencari sumber
lain yang relevan dan sesuai dengan kondisi siswa
Penilaian:
1.
Dilakukan selama dalam proses pembelajaran (nilai proses dan hasil)
2. Untuk menilai
keberhasilan menyimak siswa dapat dinilai
melalui bobot
pertanyaan dalam menanggapi cerita, dan juga hasil meringkas atau menulis siswa
3. Untuk menilai kompetensi dasar kebahasaan
guru dapat menilai secara tertulis dengan memuat soal-soal kebahasaan
3)
Model
Pembelajaran BI dengan Fokus Membaca
Membaca merupakan suatu
proses untuk memahami suatu makna dari tulisan.
a.
Model
Pembelajaran Membaca di SD Kelas Rendah
Mata
Pelajaran : Bahasa Indonesia
Satuan
Pendidikan : Sekolah Dasar
Kelas/Semester : 1/1
Waktu : 1 kali pertemuan (2 x
35 menit)
Kompetensi
Dasar : Siswa mampu membaca nyaring
Hasil
Belajar : Siswa mampu
membaca nyaring suku kata, kata
label, angka arab,
kalimat sederhana
Indikator : 1. Mengenali huruf-huruf
dan membacanya
sebagai suku kata, kata
dan kalimat sederhana
2. Membaca nyaring (di dengar siswa lain)
kalimat
demi kalimat dalam
paragraf serta menggunakan lafal dan intonasi yang tepat sehingga dapat
dipahami oleh orang lain
Langkah-Langkah
Pembelajaran
1.
Tanya jawab tentang gambar-gambar yang
telah dipelajari pada pertemuan sebelumnya
2.
Siswa menempelkan huruf-huruf di bawah
gambar
3.
Secara bersama-sama membaca kata yang
ditempel di papan tulis
4.
Siswa melengkapi huruf yang kosong pada
kata-kata yang ditempel di papan tulis
5.
Siswa menulis di buku masing-masing
6.
Siswa membuat kalimat dengan kata yang
telah ditulis
7.
Masing-masing membacakan kalimatnya
8.
Merevisi kalimat masing-masing sesuai
dengan kesalahannya dengan bimbingan guru
9.
Membaca secara bersama-sama seluruh kata
dan kalimat
10. Guru
memberikan PR menulis dan memberikan bahan yang akan dipelajari pada pertemuan
berikutnya
11. Menutup
pelajaran
Catatan: Materi
hendaknya berupa kata-kata bentuk dasar sesuai dengan
gambar, dan kalimat sederhana.
Gambar diusahakan yang mudah dikenal dalam kehidupan siswa sehingga memudahkan
siswa mudah belajar membaca.
Sumber:
1. Gambar-gambar yang dikenal siswa
2. Gambar diusahakan yang
mengandung konsonan dan vokal
yang mudah diproduksi siswa kelas
rendah
3. Buku Lancar Berbahasa Indonesia
1 (buku pelajaran yang
lama dapat dipakai sambil menunggu
buku paket/modul untuk menunjang pelaksanaan kurikulum 2004 dan buku lain yang
berhubungan dengan materi pembelajaran)
4. Guru boleh mencari sumber lain
yang relevan dan sesuai
dengan kondisi siswa
Penilaian: 1. Dilakukan
selama dalam proses pembelajaran (nilai proses)
dan hasil
2. Penilaian membaca dapat
dilakukan dengan menggunakan
format yang berisi
kelancaran membaca, ketetapan lafal, dan intonasi
b.
Model
Pembelajaran Membaca di SD Kelas Tinggi
Mata
Pelajaran : Bahasa Indonesia
Satuan
Pendidikan : Sekolah Dasar
Kelas/Semester : 5/1
Waktu : 1 kali pertemuan (2 x
40 menit)
Kompetensi
Dasar : Siswa mampu membaca dalam
hati
Hasil
Belajar : Siswa mampu
menemukan persamaan dan
perbedaan antar teks
dalam teks-teks yang bertema sama
Indikator : 1. Menganalisis hal-hal
yang sama dan berbeda
pada masing-masing teks
2. Menyampaikan perbedaan dan persamaan teks
(dalam beberapa
kalimat)
Langkah-Langkah Pembelajaran
Pertemuan Pertama:
1.
Tanya jawab tentang beberapa peristiwa
yang terjadi di sekitar siswa dan meminta tugas siswa membawa bacaan dari koran
tentang peristiwa diletakkan di atas meja
2.
Siswa membaca bacaan yang diperoleh dari
koran masing-masing selama 20 menit
3.
Masing-masing siswa mengemukakan isi teks
yang dibaca (mngulangi membaca teks masing-masing)
4.
Setiap siswa membuat analisis secara
tertulis tentang persamaan dan perbedaan dari teks yang dibaca
5.
Secara bergilir melaporkan hasil
analisis
6.
Tanya jawab sesuai dengan isi teks
masing-masing
7.
Memberikan tanggapan terhadap analisis
teman
8.
Memberikan pengayaan dan menyimpulkan
pelajaran
9.
Guru memberi tugas untuk pertemuan
berikutnya
Catatan: Jika
waktu kurang dapat diteruskan pada pertemuan berikutnya.
Teks, hasil analisis siswa, dan
tanggapan dari siswa yang lain yang bagus dapat dipajang dan digunakan sebagai
bahan pembelajaran keterampilan berbahasa yang lain dan bahan pembelajaran
kompetensi kebahasaan
Sumber: Koran
atau majalah
Penilaian: 1.
Dilakukan selama dalam proses pembelajaran (nilai proses)
dan hasil
2. Penilaian membaca dapat
dilakukan dengan menggunakan
format yang berisi
kelancaran membaca, ketepatan lafal, dan intonasi. Sedangkan penilaian menulis
dapat dilihat dari hasil analisis siswa.
3.
Untuk menilai kompetensi dasar kebahasaan guru dapat menilai secara tertulis
dengan membuat soal-soal kebahasaan
4)
Model
Pembelajaran BI dengan Fokus Menulis
Menulis merupakan suatu
cara mengomunikasikan pesan sacara tertulis kepada pembaca untuk tujuan
tertentu, (Troyka dalam Soesilo, 1995:11). Kegiatan itu sendiri bukanlah suatu
proses yang langsung dan linear, namun terdiri atas beberapa tahap, yaitu tahap
pramenulis, menulis, revisi, dan penyuntingan. Menurut Pangestu (1996:81),
pembelajaran menulis diharapkan mampu mengarahkan siswa ke usaha pengembangan
sumber dayanya dan menjadikan pembelajaran menulis lebih bermakna dan berharga
bagi siswa. Selanjutnya, diharapkan dapat mengantarkan siswa menjadi penulis
dan pemikir yang baik, serta mandiri. Tujuan akhir pembelajaran menulis adalah
agar siswa mampu mengekspresikan dan menggeneralisasikan pengetahuan,
pengalaman, serta kemampuannya dalam tulisan.
a.
Model
Pembelajaran Menulis di SD Kelas Rendah
Mata
Pelajaran : Bahasa Indonesia
Satuan
Pendidikan : Sekolah Dasar
Kelas/Semester : 2/1
Waktu : 1 kali pertemuan (2 x
35 menit)
Kompetensi
Dasar : Siswa mampu menulis
pengalaman sendiri
Hasil
Belajar : Siswa mampu
menuliskan pengalaman
menggunakan kalimat
sederhana dengan huruf sambung
Indikator : Menulis pengalaman dengan
huruf sambung
(memperhatikan
ketepatan dan kecepatan)
Langkah-Langkah
Pembelajaran
1.
Tanya jawab tentang pengalaman
masing-masing siswa yang menarik
2.
Beberapa siswa disuruh menceritakan
pengalamannya yang menarik di depan kelas
3.
Siswa menuliskan pengalamannya di buku
masing-masing
4.
Umpan balik dengan temna sebangku
5.
Masing-masing merevisi tulisannya dengan
menggunakan huruf sambung
6.
Guru memberikan komentar pada beberapa
tulisan siswa yang salah dan beberapa tulisan siswa yang bagus
7.
Menutup pelajaran dengan memberikan PR
menulis dengan huruf sambung.
Catatan:
Bagi siswa yang belum mampu menulis dengan tepat, rapi, dan
benar PR cukup mengulang tulisan
yang telah ditulis di sekolah
Sumber:
Pengalaman siswa
Penilaian:
Penilaian dilakukan dengan menggunakan format penilaian
menulis yang berisi ketepatan
penulisan, keindahan tulisan, kerapian, ejaan/tenda baca.
b.
Model
Pembelajaran Menulis di SD Kelas Tinggi
Mata
Pelajaran : Bahasa Indonesia
Satuan
Pendidikan : Sekolah Dasar
Kelas/Semester :V/1
Waktu : 1 kali pertemuan (2 x
40 menit)
Kompetensi
Dasar : Siswa mampu menulis laporan
Hasil
Belajar : Siswa mampu
menulis melalui tahapan yang benar
Indikator : 1. Menulis laporan berdasarkan
tahapan (dari
catatan ke konsep
awal/buram awal)
2. Memperbaiki tulisan berdasarkan masukan
dari
teman atau guru menjadi
laporan yang baik
Langkah-Langkah Pembelajaran:
1.
Tanya jawab tentang kegiatan ekstra
kurikuler osis/pramuka, PMR
2.
Untuk memulai menulis siswa dipandu
dengan pertanyaan-pertanyaan sesuai dengan kegiatan ekstra yang diikuti
masing-masing
3.
Mendiskusikan, sumbang saran tentang
tulisan siswa
4.
Siswa menulis draft atau konsep dasar
untuk menambahkan ide tentang hal yang telah ditulis
5.
Umpan balik dengan teman sebangku dan
bimbingan guru
6.
Siswa menulis kembali laporannya sesuai
dengan masukan baik dari teman maupun dari guru dan laporan siap diserahkan
kepada guru
7.
Pemilihan laporan terbaik supaya bisa
dipajang atau digunakan sebagai bahan pembelajaran membaca
Catatan:
Jika kegiatan menulis di kelas waktunya tidak cukup dapat
dilakukan di rumah dan diteruskan
pada pertemuan berikutnya
Sumber:
Pengalaman siswa mengikuti berbagai kegiatan ekstra
Penilaian:
Penilaian dilakukan dengan menggunakan format penilaian
menulis yang berisi ketetapan
penulisan, kaidah perumusan laporan, ejaan/tanda baca, isi, dan bahasanya.
B.
MODEL
PEMBELAJARAN BI DENGAN FOKUS SASTRA
Pembelajaran sastra di
SD/MI berdasarkan kurikulum 2004 secara eksplisit tidak berdiri sendiri, akan
tetapi terintegrasi (terpadu dengan kompetensi dasar atau keterampilan
berbahasa dan kompetensi dasar kebahasaan). Misalnya, untuk kelas rendah dapat
dilihat pada mendengarkan dongeng, mendeklamasikan puisi atau syair lagu dan
memerankan tokoh dongeng dalam pembelajaran berbicara, membaca penggalan cerita
dll. Sedangkan untuk kelas tinggi misalnya, mendengarkan pembacaan teks drama,
memerankan drama pendek tanpa teks, membaca cerita rakyat, dan mengubah puisi
ke dalam bentuk prosa dll. Contoh model pembelajaran menulis berikut ini:
a.
Model
Pembelajaran Sastra di SD Kelas Rendah
Mata
Pelajaran : Bahasa Indonesia
Satuan
Pendidikan : Sekolah Dasar
Kelas/Semester : 2/1
Waktu : 1 kali pertemuan (2 x
35 menit)
Kompetensi
Dasar : Siswa mampu mendengarkan
dongeng
Hasil
Belajar : Siswa mampu
mendengarkan isi dongeng yang
telah didengar dan
mengajukan pertanyaan
Indikator : 1. Menjawab pertanyaan
tentang isi dongeng
2. Menjelaskan isi
dongeng
3. Mengajukan pertanyaan
kepada guru tentang dongeng
Langkah-Langkah Pembelajaran:
1.
Guru mrendongengkan tentang kisah kancil
dan buaya
2.
Tanya jawab tentang isi yang
didongengkan guru
3.
Jika siswa belum mengerti, guru
mengulangi mendongeng
4.
Secara bergilir siswa menjawab
pertanyaan isi dongeng
5.
Siswa menjelaskan isi dongeng
6.
Masing-masing siswa mengajukan
pertanyaan tentang isi dongeng
7.
Siswa meringkas isi dongeng dengan
bahasanya masing-masing secara tertulis
8.
Membacakan hasil ringkasan masing-masing
9.
Memberi tugas mencari dongeng untuk
pertemuan berikutnya
10. Menyimpulkan
isi pelajaran dan menutup pelajaran
Catatan:
Dari langkah pembelajaran di atas dapat diajarkan beberapa
keterampilan berbahasa. Langkah
pertama tampak kegiatan siswa mendengarkan, langkah kedua berbicara, langkah
ketujuh menulis, dan kedelapan membaca
Sumber:
1. Pengetahuan guru tentang berbagai dongeng
2. Buku Lancar Berbahasa 1 karya Dendy Sugondo
3. Kumpulan buku cerita (dongeng)
Penilaian:
Dapat dilakukan untuk penilaian menyimak, berbicara, dan
menulis sesuai dengan tingkat
kesulitan
b.
Model
Pembelajaran Sastra di SD Kelas Tinggi
Mata
Pelajaran : Bahasa Indonesia
Satuan
Pendidikan : Sekolah Dasar
Kelas/Semester : 4/II
Waktu : 1 kali pertemuan (2 x
40 menit)
Kompetensi
Dasar : Siswa mampu membuat pantun
Hasil
Belajar : Siswa mampu
membuat pantun sederhana
Indikator : 1. Membuat pantun
sederhana sesuai dengan
syarat-syarat pantun
2. Membacakan pantu
yang telah dibuat dengan
lafal dan intonasi yang
sesuai
Langkah-Langkah Pembelajaran:
1.
Guru menanyakan tugas membuat pantun yang
telah diberikan pada pertemuan sebelumnya
2.
Salah seorang siswa disuruh membacakan
pantun yang telah dibuatnya
3.
Tanya jawab tentang isi pantun yang
telah dibacakan
4.
Tanya jawab tentang syarat-syarat pantun
dan macam-macamnya
5.
Siswa merevisi pantun yang telah
dibuatnya masing-masing sesuai dengan syarat-syarat pantun
6.
Secara bergilir siswa membacakan pantun
yang dibuatnya
7.
Menyimpulkan isi pelajaran dan menutup
palajaran
Catatan:
Dari langkah pembelajaran di atas dapat diajarkan beberapa
keterampilan Berbahasa dan teori
sastra
Sumber:
1. Buku Lancar Berbahasa 2 karya Dendy Sugondo
2. Kumpulan Pantun
Penilaian:
Dapat dilakukan dengan proses dan hasil belajar. Penilaian
proses dapat dilihat dari kegiatan
membaca pantun dan penilaian hasil dapat dilihat pada pantun yang dibuat
masing-masing siswa
0 komentar:
Posting Komentar