Pages

Kamis, 26 Mei 2016

Ketunacakapan Belajar


IDENTIFIKASI KETUNA CAKAPAN BELAJAR
1.  Pengertian Murid Tuna Cakap Belajar
Kesulitan belajar atau learning disabilities merupakan istilah generik yang merujuk kepada keragaman kelompok yang mengalami gangguan dimana gangguan tersebut diwujudkan dalam kesulitan- kesulitan yang signifikan yang dapat menimbulkan gangguan proses belajar. Dalam bidang medis disebut Brain Injured, minimal Brain Dyshfuncion, alasannya karena dari hasil deteksi secara medis anak-anak tuna cakap belajar mengalami penyimpangan dalam perkembangan otaknya, yang diakibatkan adanya masalah pada saat persalinan atau memang sejak lahir mengalami penyimpangan. Kelompok ahli Psiko Linguistik menggunakan istilah language disorders karena anak-anak tuna cakap belajar cenderung mengalami gangguan meliputi ekspresif yaitu kemampuan menangkap ide atau menangkap perasaan orang lain yaitu disampaikan secara lisan.
2.  Jenis- Jenis Tuna Cakap Belajar
1.      Minimal brain dysfunction adalah ketakberfungsian minimal otak, digunakan untuk merujuk suatu kondisi gangguan syaraf minimal pada murid. Persepsi, konseptualisasi, bahasa, memori, pengendalian, perhatian, impulse (dorongan), atau fungsi motorik.
2.      Aphasia adalah suatu kondisi dimana anak gagal menguasai ucapan- ucapan bahasa yang bermakna pada usia sekitar 3 tahun.
3.      Dyslexia adalah ketakcakapan membaca
4.      Kelemahan Perceptual atau Perceptual Motorik. Persepepsi dapat diidentifikasi tanpa mengaitkan dengan aspek motorik
3.  Karakteristik Murid Tuna Cakap Belajar
  1. Aspek Kognitif
Yaitu murid yang menunjukkan karakteristik kesulitan dalam masalah-masalah khusus seperti : kemampuan membaca, menulis, bicara, mendengarkan, berpikir dan matematis. Semuanya merupakan penekanan terhadap aspek akademik atau kognitif. Penekanan seperti ini merefleksikan keyakinan bahwa masalah murid tuna cakap belajar lebih banyak berkaitan dengan orientasi akademik dan bukan disebabkan oleh tingkat kecerdasan yang rendah.
  1. Aspek Bahasa
Yaitu murid yang menunjukkan karakteristik kesulitan dalam mengeksperikan diri, baik secara lisan (verbal) maupun tertulis. Dengan kata lain, murid yang mengalami tuna cakap belajar dalam aspek bahasa cenderung mengalami kesulitan dalam menerima dan memahami bahasa (bahasa reseptif) serta dalam mengekspresikan diri secara verbal (bahasa ekspresif).


  1. Aspek Motorik
Masalah motorik merupakan salah satu masalah yang dikaitkan dengan murid tuna cakap belajar yang berhubungan dengan kesulitan dalam keterampilan motorik-perseptual (perceptual-motor problem), yang diperlukan untuk mengembangkan keterampilan meniru rancangan atau pola. Kemampuan motorik ini diperlukan untuk menggambar, menulis atau menggunakan gunting, serta sangat diperlukan koordinasi yang baik, anatara tangan dan mata, yang dalam banyak hal koordinasi tersebut kurang dimiliki murid yang mengalami tuna cakap belajar.
  1. Aspek Sosial dan Emosi
Dua karakteristik yang sering diangkat sebagai karakteristik sosial emosional murid tuna cakap belajar ialah kelabilan emosional dan keimpulsif-an. Kelabilan emosional ditunjukkan oleh sering berubahnya suasana hati dan temperamen, sementara ke-impulsif-an merujuk kepada lemahnya pengendalian terhadap doronggan-dorongan tersebut.
4.  Identifikasi Ketunacakapan Belajar
Prosedur identifikasi dan metode pengajaran yang di gunakan untuk murid yang tuna cakap belajar, memiliki prinsip-prinsip evaluasi sebagai berikut:
§  Tes atau evaluasi harus di berikan dalam bahasa anak
§  Tidak ada prosedur tunggal untuk menentukan program pendidikan yang layak bagi anak berkesulitan belajar
§  Evaluasi di lakukan oleh guru tetap dan ahli yang mampu meakukan diagnostik.
Kriteria untuk menentukan ketunacakapan belajar yang khusus.
1.    Murid tidak mampu mencapai prestasi sesuai usia dan kecakapan dalam satu atau lebih bidang
a.    Keterampilan membaca dasar
b.    Mendengarkan pemahaman
c.    Ekspresi tulisan dll
2.    Seorang murid tidak diidentifikasi mengalami tuna cakap belajar jika kesenjangan antara kecakapan dengan prestasi disebabkan oleh,
a.    Hambatan visual
b.    Keterbelakangan mental
c.    Gangguan emosional
3.    Observasi
§  Pengamatan yang dilakukan oleh guru di kelas
§  Pengamatan murid di ingkungan yang cocok.
4.    Laporan tertulis
§  Persiapan laporan tertulis hasil evaluasi oleh tim
§  Dalam laporan meliputi: kesulitan belajar khusus yang dialami murid; dasar yang digunakan dalam menentukan jenis kesulitan belajar yang dialami; perilaku-perilaku yang relevan yang tercatat selama dilakukan temuan medis yang relevan dengan pendidikan; kesenjangan antara prestasi dan kecakapan yang tak dapat diatasi tanpa pendidikan dan layanan khusus.


5.  Faktor- Faktor yang Menimbulkan Ketunacakapan Belajar

Faktor Internal :
a.        Kerusakan Otak
Terjadinya kerusakan syaraf seperti dalam satu kasus encephalitis, meningitis, toksik yang dapat menimbulkan gangguan fungsi otak yang diperlukan untuk proses belajar pada anak remaja.

b.        Faktor Gangguan Emosional
Gangguan emosional terjadi karena adanya trauma emosional yang berkepanjangan sehingga menggangu hubungan fungsional sistem urat syaraf.
c.         Kelemahan Perceptual
d.        Males Belajar
e.         Kelemahan dalam Membaca (Dyslexia)
f.         Bawaan
Faktor Eksternal :
a.        Keluarga (Keturunan)
b.        Faktor ”Pengalaman”
Faktor pengalaman mencakup faktor-faktor seperti kesenjangan perkembangan dengan kemiskinan pengalaman lingkungannya. Kemiskinan lain seperti kurang rangsangan auditif. Biasanya kemiskinan pengalaman ini berkaitan erat dengan kondisi sosial ekonomi orang tua.
c.          Lingkungan
d.         Beban Pikiran Karena Masalah dengan Keluarga
e.         Tidak Adanya atau Kurangnya Perhatian dari Orang Tua Juga Keluarga
f.         Tidak Adanya Bimbingan atau Pengarahan.
Pengaruh ketidakmampuan atau kelemahan dalam menerima materi, stimulus/rangsangan bagi anak yang bersangkutan (anak tuna cakap belajar) dan temannya antara lain :
a) Pengaruh Bagi Birinya Sendiri
1. Menjadi suatu masalah atas kelemahannya
2. Menjadi penghambat dalam meraih prestasi
3. Menjadikan kurang percaya diri dan tidak bersemangat
4. Minder dan suka menyendiri
5. Bahan ejekan teman
6. Membuat anak jadi merasa bodoh dan makin tidak terkontrol emosinya
7. Mudah terpengaruh dengan hal-hal yang negative
8. Dimarahi, diomel orang tua
9. Menambah beban teman sekelompoknya
b) Pengaruh Bagi Teman-Temannya
1. Menjadi kendala saat kerja kelompok
2. Menimbulkan rasa kasihan
3. Bahan cemoohan atau ledekan
4. Mengurangi saingan dalam berprestasi
5. Mempengaruhi dalam suasana belajar mengajar

6.  Teknik Membantu Siswa Tuna Cakap Belajar

Cartwright (1984), mengemukakan secara rinci tentang cara mengajar murid yang mengalami tuna cakap belajar adalah sebagai berikut :
a.      Bagi murid yang memiliki masalah pendengaran dan penglihatan
§ Guru duduk seperti murid di depan kelas.
§ Membeikan tugas kelompok dengan dibantu oleh temannya untuk memberikan
penjelasan tentang petunjuk bagi semua tugas yang diberikan.
§ Guru memberikan petunjuk secara tertulis dan lisan untuk semua tugas yang
diberikan.
b.      Bagi murid yang memiliki masalah pendengaran
§ Menggunakan alat-alat visual, seperti : peta, slide, gambar-gambar dan garfik pada
saat proses pembelajaran
§ Merangkum materi pokok dari setiap mata pelajaran di akhir proses pembelajaran.
§ Memberikan rancangan tertulis bagi setiap pokok bahasan pelajaran
§ Membantu murid untuk mengingat pelajaran dengan teknik mnemonic (teknik untuk memperkuat daya ingat terhadap pelajaran yang telah diberikan).
§ Menggunakan tape recorder pada saat guru sedang mengajar (menjelaskan)

c.       Bagi murid yang mengalami masalah visual (penglihatan) dan motorik (gerak)
ü Menggunakan bahan-bahan bacaan yang sesuai dengan tingkat kelas murid.
ü Memberikan kesempatan kepada murid untuk merekam penjelasan guru,diskusi, dan petunjuk, dari pada harus mencatatnya.
ü Memberikan tugas-tugas secara tertullis yang sederhanan
ü Mencoba meberikan tes lisan.
ü Memberikan tes tulisan yang beragam, seperti menjodohkan, pilihan ganda, salah benar, dan isian singkat.
ü Mamberikan tugas-tugas yang bervariasi dengan melalui model, diagram, tape recorder, slide dan penyajian secara terurut.
ü Mamberikan rancangan tertulis tentang tugas membaca secara singkat

7.  Langkah-langkah untuk mengatasi masalah yang dihadapi anak yang mengalami kelemahan atau ketidak mampuan dalam menerima materi, stmulus dan rangsangan (anak tuna cakap belajar) antara lain:
a) Memberikan perhatian dan kesempatan-kesempatan yang sepadan, selaras sesuai dengan kebutuhannya.
b) Khususnya bagi orang tua, terimalah kelemahan yang dimiliki anak dengan kesabaran, tanggung jawab untuk membimbingnya.
c) Maafkan dan jangan dimaki, berilah motivasi atau dorongan sebagai pemacu semangat mereka.
d) Jangan sekali-kali memberi anak cap bodoh karena itu akan menjadi beban baginya.
e) Dekatilah dan menjadi teman curhat setia bagi mereka.
f) Pergunakanlah Metode Bimbingan yang sesuai dengan kebutuhannya.




8.  Teknik membantu anak tuna cakap belajar dan pencegahannya
  1. Layanan remedial terfokus kepada upaya menyembuhkan, mengurangi, atau jika mungkin menghilangkan kesulitan.
  2. Layanan kompensasi yaitu mengembangkan komisi pembelajaran khusus luar kondisi yang normal atau baku yang memungkinkan murid memperoleh kemajuan yang memuaskan dalam keadaan kekurangterampilan perseptual dan bahasa
  3. Prevensi adalah mengidentifikasi murid sebelum dia mengalami kesulitan atau ketunacakapan belajar di sekolah


0 komentar:

Posting Komentar